Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan tetap waspada atas peningkatan lebih lanjut dalam kasus flu burung yang sangat patogen. Jumat (11/12), Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan melaporkan, jumlah kasus yang sangat patogen di peternakan mendekati 10 dalam waktu kurang dari dua bulan.
Terbaru, Korea Selatan melaporkan satu kasus dugaan flu burung yang sangat patogen dari Jeongeup, 222 kilometer (km) sebelah selatan Seoul. Peternakan tersebut memelihara 17.000 bebek. Pihak berwenang sudah menyelidiki kasus lain yang dicurigai dari Jangseong, Provinsi Jeolla Selatan.
Sejauh ini, Korea Selatan telah mengkonfirmasi, delapan kasus flu burung yang sangat menular dari peternakan lokal di seluruh negeri.
Baca Juga: Hadapi wabah terburuk, 20% prefektur di Jepang umumkan kasus flu burung
Kasus terbaru datang dari Naju, 355 km sebelah barat daya Seoul pada Kamis (10/12) malam. Itu menjadi kasus ketiga yang berada di Provinsi Jeolla Selatan.
"Kasus flu burung yang ditelusuri ke peternakan unggas akan menjadi beban yang signifikan bagi masyarakat," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun..
"Kami perlu menyelidiki peternakan yang terinfeksi secara menyeluruh dan mengambil tindakan segera untuk mencegah kasus tambahan," jelas dia. Hal ini menunjukkan bahwa Negeri Ginseng tersebut sedang berada pada titik kritis dalam mengekang penyebaran virus flu burung secara nasional.
Perdana menteri juga memerintahkan pihak berwenang untuk memfokuskan operasi desinfeksi mereka pada habitat burung liar di sekitar peternakan unggas.
Negara tersebut telah menyelesaikan pemusnahan lebih dari 4 juta unggas dari peternakan yang terkena dampak menurut data terbaru yang diberikan Kamis. Ini mencakup 2,42 juta ayam, 1,01 juta burung puyuh dan 572.000 itik.
Pihak berwenang memusnahkan unggas dalam radius 3 km dari peternakan yang terinfeksi sebagai tindakan pencegahan.
Baca Juga: Korea Selatan konfirmasi kasus keenam flu burung di peternakan lokal
Flu burung yang sangat patogenik menular dan dapat menyebabkan penyakit parah bahkan kematian pada unggas.
Korea Selatan melaporkan kasus pertama yang sangat patogen dalam 32 bulan pada akhir Oktober di Cheonan, 92 km sebelah selatan Seoul, yang berasal dari burung liar.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan, sejak itu total 23 kasus telah ditemukan dari habitat burung liar di seluruh negeri. Pihak berwenang juga sedang menyelidiki lebih dari 10 kasus yang dicurigai di antara burung liar.