kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.868   74,00   0,46%
  • IDX 7.162   0,64   0,01%
  • KOMPAS100 1.096   2,00   0,18%
  • LQ45 871   -0,64   -0,07%
  • ISSI 217   0,83   0,38%
  • IDX30 445   -1,15   -0,26%
  • IDXHIDIV20 538   -2,37   -0,44%
  • IDX80 126   0,23   0,18%
  • IDXV30 135   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 148   -0,60   -0,40%

Korea Utara Ditaksir Habiskan US$ 642 Juta untuk Program Nuklir di Tahun 2021


Rabu, 15 Juni 2022 / 10:32 WIB
Korea Utara Ditaksir Habiskan US$ 642 Juta untuk Program Nuklir di Tahun 2021
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Kelompok pengamat nuklir yang berbasis di Jenewa, International Campaign to Abolish Nuclear Weapon (ICAN), pada hari Selasa (14/6) melaporkan bahwa Korea Utara sudah menghabiskan hingga US$642 juta untuk membiayai program nuklirnya. Jumlah tersebut sangat besar, mengingat negara itu sedang dilanda krisis pangan berkepanjangan.

Dilansir dari Reuters, perkiraan kelompok tersebut didasarkan pada asumsi bahwa Korea Utara terus menghabiskan sekitar sepertiga dari pendapatan nasional bruto (GNI) untuk militer, dan sekitar 6% dari anggaran militer itu untuk senjata nuklir.

Memang belum ada data resmi yang dikonfirmasi Korea Utara tentang pengeluaran nuklir dan ukuran persenjataannya. Negara ini telah melakukan setidaknya enam uji coba nuklir, dan diprediksi telah siap melakukan uji coba lagi sejak terakhir kali pada 2017.

Baca Juga: Korea Utara Lepaskan Tembakan Artileri, Korea Selatan Cek Kesiapan Militer

Korea Utara telah menerima sanksi atas peluncuran senjata nuklir dan rudal balistiknya. AS adalah pihak yang memimpin kampanye internasional untuk menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara.

Di sisi lain, Korea Utara mengatakan memiliki hak berdaulat untuk mengembangkan senjata nuklir untuk pertahanan diri. Negara tertutup itu juga menegaskan bahwa senjata yang mereka uji sangat diperlukan untuk melindungi negaranya dari ancaman internasional.

AS pun mengkritik Korea Utara karena menghabiskan jutaan dolar untuk militernya, sementara negara itu masih menghadapi kekurangan pangan dan masalah ekonomi lainnya.

Baca Juga: Gawat, Persenjataan Nuklir Global Tumbuh untuk Pertama Kalinya sejak Perang Dingin

Para analis dan pemantau sanksi PBB untuk Korea Utara, melaporkan bahwa Korea Utara sepertinya telah berupaya mengembangkan dan memperluas persenjataannya. Laporan terbaru menyebut ada aktivitas dan konstruksi baru di reaktor nuklir utamanya, tambang uranium, dan situs terkait lainnya.

Awal pekan ini, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) dalam laporannya memperkirakan bahwa Korea Utara telah mengumpulkan hingga 20 hulu ledak, dan mungkin memiliki bahan fisil yang cukup untuk sekitar 45–55 perangkat nuklir.

Sejalan dengan itu, buku putih pertahanan Korea Selatan yang baru juga melaporkan bahwa Korea Utara memiliki sekitar 50 kg plutonium tingkat senjata dan sejumlah besar uranium yang diperkaya. Namun, perkiraan itu tidak berubah sejak tahun 2016.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×