Sumber: KCNA,Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara mengatakan telah menemukan sisa-sisa pesawat nirawak alias drone militer Korea Selatan yang jatuh. Korea Utara menuduh bahwa pesawat itu sedang dalam misi propaganda dalam konfrontasi terakhir antara keduanya yang melibatkan drone lintas batas.
"Mengingat bentuk pesawat nirawak, periode penerbangan yang diduga, kotak penyebar selebaran yang dipasang di bagian bawah badan pesawat nirawak, dll., sangat mungkin bahwa pesawat nirawak tersebut adalah pesawat yang menyebarkan selebaran di pusat Kotamadya Pyongyang. Namun kesimpulannya belum diambil," kata kantor berita negara KCNA, seperti dilansir Reuters Sabtu (19/10).
Pemerintah Korea Selatan menolak untuk mengatakan apakah drone tersebut diterbangkan dan jika memang diterbangkan, apakah diterbangkan oleh militer atau warga sipilnya.
Baca Juga: Intelijen Korea Selatan: Korea Utara Kirim Pasukan dalam Jumlah Besar ke Rusia
Korea Selatan mengatakan bahwa mengomentari klaim Korea Utara akan membuat mereka terjebak dalam tipu muslihat.
"Jika pelanggaran wilayah darat, udara, dan perairan DPRK oleh militer ROK ditemukan dan dikonfirmasi lagi, hal itu akan dianggap sebagai provokasi militer yang serius terhadap kedaulatan DPRK dan deklarasi perang serta serangan balasan langsung akan dilancarkan," imbuh KCNA.
Tonton: Korea Utara Ancam Serangan Mengerikan Jika Drone Selatan Terbang di Atas Pyongyang Lagi
DPRK adalah kependekan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korea Utara, dan ROK adalah singkatan dari Republik Korea, nama resmi Korea Selatan.
"Klaim sepihak Korea Utara tidak layak diverifikasi, juga tidak layak mendapat tanggapan," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Berperang untuk Rusia di Ukraina, Seberapa Besar Kekuatannya?
Ketegangan antara kedua Korea telah meningkat sejak Korea Utara mulai menerbangkan balon yang membawa sampah melintasi perbatasan ke Korea Selatan pada akhir Mei, dengan Seoul menanggapi dengan memulai kembali siaran propaganda melalui pengeras suara, yang membuat Pyongyang marah.
Korea Utara telah mengintensifkan retorika permusuhannya dalam beberapa hari terakhir, menuduh militer Korea Selatan menerbangkan drone di atas ibu kotanya selama tiga hari bulan ini dan mengancam akan menimbulkan bencana yang mengerikan jika mendeteksi drone lain di atas langitnya.