kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.122.000   32.000   1,53%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Korea Utara Mau Berdialog dengan AS, Ini Syaratnya


Senin, 22 September 2025 / 06:11 WIB
Korea Utara Mau Berdialog dengan AS, Ini Syaratnya
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengatakan jika AS berhenti mendesak Korut melakukan denuklirisasi maka pertemuan bisa dilakukan


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan tidak ada alasan bagi pihaknya untuk menghindari dialog dengan Amerika Serikat (AS) jika Washington berhenti mendesak Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklir, kantor berita negara KCNA seperti dikutip dari Reuters pada Senin (22/9/2025).

Dalam pidato di Majelis Rakyat Tertinggi pada hari Minggu (21/9/2025), Kim mengatakan, ia masih memiliki kenangan indah tentang Presiden AS Donald Trump. Kedua pemimpin bertemu tiga kali selama masa kepresidenan pertama Trump.

"Jika Amerika Serikat melepaskan obsesi absurd untuk denuklirisasi kami dan menerima kenyataan, serta menginginkan koeksistensi damai yang sejati, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak duduk bersama Amerika Serikat," ujar Kim.

Membangun senjata nuklir demi menjaga keamanan negara dalam menghadapi ancaman serius dari Amerika Serikat dan Korea Selatan adalah masalah kelangsungan hidup, kata Kim.

Ia mengatakan bahwa ia menolak tawaran dialog dari Washington dan Seoul baru-baru ini sebagai sesuatu yang tidak tulus karena niat mendasar mereka untuk melemahkan Korea Utara dan menghancurkan rezimnya tetap tidak berubah.

Ia mengatakan bahwa usulan Korea Selatan untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara secara bertahap adalah buktinya.

Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung telah mengajukan tawaran perdamaian sejak menjabat pada bulan Juni 2025, dengan mengatakan bahwa dialog dengan Pyongyang diperlukan, dan telah mengusulkan langkah-langkah untuk membangun kepercayaan dan pada akhirnya mengakhiri program nuklir Korea Utara.

Lee mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa terdapat hambatan yang sangat besar untuk membuka kembali dialog dengan Korea Utara, tetapi ia tetap yakin bahwa pendekatan bertahap untuk membongkar program nuklir Pyongyang adalah pilihan yang realistis.

Penting untuk menciptakan kondisi yang tepat agar Korea Utara dapat kembali berunding dan Trump memiliki peran kunci dalam upaya tersebut, kata Lee.

Selanjutnya: Ini Alasan Generasi Z Lebih Percaya Media Sosial Dibanding Penasihat Keuangan

Menarik Dibaca: Ini Alasan Generasi Z Lebih Percaya Media Sosial Dibanding Penasihat Keuangan




TERBARU

[X]
×