Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Pemerintah Korea Utara meminta para pekerja kantoran dan buruh pabrik untuk terjun langsung ke lahan pertanian demi mengatasi kekeringan dan kerawanan pangan di seluruh negeri.
Kekeringan dan banjir telah menjadi ancaman musiman bagi sektor pertanian Korea Utara. Setiap tahunnya bencana alam selalu mengganggu produksi bahan makanan pokok yang berujung pada lumpuhnya ekonomi.
Ekonomi Korea Utara semakin memburuk di masa pandemi karena pemerintahnya menutup rapat perbatasan sebagai bentuk pencegahan. Sayangnya, langkah itu juga menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.
Korea Utara juga masih harus berjuang menghadapi sederet sanksi internasional atas aktivitas militernya.
Baca Juga: Momen Langka, Pemimpin Korsel & Korut Saling Bertukar Surat Persahabatan
Surat kabar pemerintah, Rodong Sinmun, pada hari Rabu (4/5) melaporkan bahwa para pekerja kantor pemerintahan, perusahaan swasta, serta para buruh pabrik kini dikerahkan ke seluruh negeri untuk mendistribusikan peralatan pompa dan mengembangkan sumber air di daerah rawan kekeringan.
"Upaya sistematis dan agresif sedang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran publik dan memobilisasi semua kemampuan yang tersedia untuk mencegah kerusakan tanaman akibat kekeringan terlebih dahulu," tulis Rodong Sinmun, seperti dikutip Reuters.
Penduduk di Anju dan Kaechon telah mulai membuat kolam, menambahkan pupuk dan penambah pertumbuhan ke tanaman. Pengiriman traktor, truk, dan pembudidaya untuk membawa air ke pertanian juga mulai dilakukan.
Laporan lain menunjukkan bahwa unit pekerja muda, yang disebut dolgyeokdae, baru-baru ini telah dikerahkan untuk membangun saluran air di kota pelabuhan timur Hamhung sebagai bagian dari upaya untuk memodernisasi dan memperluas fasilitas irigasi.
Baca Juga: Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik ke Arah Laut Timur
Sebelumnya, kantor berita KCNA pada hari Selasa (3/5) memperingatkan cuaca kering yang berkepanjangan di seluruh negeri sampai awal minggu depan.
Badan cuaca negara pekan lalu juga mengatakan suhu rata-rata untuk April adalah 2,3 derajat Celcius lebih tinggi dari biasanya. Di saat yang sama, rata-rata curah hujan nasional diperkirakan hanya 44%.
Bulan Maret lalu PBB telah mendesak Korea Utara untuk membuka kembali perbatasannya agar impor makanan bisa berjalan dengan baik. PBB mengatakan semakin ketatnya pembatasan justru akan membuat banyak orang di negara itu menghadapi kelaparan.
Sebelum pandemi, Program Pangan Dunia (WFP) menyebut lebih dari 40% populasi Korea Utara ada dalam keadaan kekurangan nutrisi dan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Lebih dari dua tahun berselang, jumlahnya kini diprediksi meningkat.