kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Korea Utara Mengobarkan Api Ketegangan, Jalan dan Rel Penghubung Korsel Dihancurkan


Kamis, 17 Oktober 2024 / 11:08 WIB
Korea Utara Mengobarkan Api Ketegangan, Jalan dan Rel Penghubung Korsel Dihancurkan
ILUSTRASI. Korea Utara telah mengambil langkah provokatif dengan menghancurkan sebagian jalan dan rel kereta yang menghubungkan dengan Korea Selatan


Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korea Utara telah mengambil langkah provokatif dengan menghancurkan sebagian jalan dan rel kereta yang menghubungkan negara tersebut dengan Korea Selatan, serta menyebut tetangganya sebagai "negara yang bermusuhan."

Tindakan ini dilaporkan oleh media negara, Korean Central News Agency (KCNA), pada hari Kamis.

Penghancuran Infrastruktur Sebagai Taktik Pemisahan

Menurut KCNA, Angkatan Bersenjata Rakyat Korea menghancurkan dua segmen sepanjang 60 meter dari jalan dan rel kereta di sepanjang perbatasan antar-Korea, baik di bagian timur maupun barat. Tindakan ini dianggap sebagai bagian dari “pemisahan lengkap yang bertahap” antara Korea Utara dan Selatan.

Pernyataan resmi tersebut menegaskan bahwa langkah ini adalah “ukuran yang tak terhindarkan dan sah” yang diambil sesuai dengan ketentuan konstitusi DPRK yang secara tegas mendefinisikan ROK (Korea Selatan) sebagai negara yang bermusuhan.

Baca Juga: Ubah Konstitusi, Korea Utara Tetapkan Korea Selatan Sebagai Negara Musuh

KCNA menyebutkan bahwa langkah tersebut diambil karena keadaan keamanan yang serius dan kemungkinan perang yang tidak terduga akibat provokasi politik dan militer yang parah dari kekuatan musuh.

Pernyataan Pemimpin Korea Utara

Pernyataan ini muncul setelah Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara bertemu minggu lalu untuk merombak konstitusi negara tersebut.

Dalam pidatonya kepada parlemen, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyatakan bahwa reunifikasi dengan Korea Selatan tidak lagi mungkin dan bahwa konstitusi harus diubah untuk mendefinisikan tetangganya sebagai negara "musuh" yang terpisah.

“Kami tidak menginginkan perang, tetapi kami tidak berniat untuk menghindarinya,” kata Kim dalam pidatonya, seperti yang dikutip oleh KCNA.

Reaksi Korea Selatan dan Meningkatnya Ketegangan

Pada hari Selasa, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengumumkan bahwa militer Korea Utara telah meledakkan bagian utara dari jalan yang tidak terpakai yang membagi kedua negara.

Baca Juga: Rusia Siap Kirim Bantuan Militer ke Korea Utara dalam Situasi Darurat

Ketegangan antara kedua negara, yang secara teknis masih dalam keadaan perang sejak berakhirnya Perang Korea 1950-1953 tanpa perjanjian damai, semakin meningkat sejak keruntuhan perjanjian militer 2018 yang bertujuan untuk mengurangi risiko bentrokan militer di sepanjang perbatasan.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengancam akan melakukan “retaliasi” terhadap Korea Selatan setelah menuduhnya mengoperasikan drone pengangkut selebaran propaganda di atas ibu kota Pyongyang.

Menanggapi klaim tersebut, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan meminta agar Korea Utara “berhati-hati dan tidak bertindak sembarangan.”



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×