kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Korea Utara: Perang di Semenanjung Korea Bisa Pecah Kapan Saja


Senin, 01 Januari 2024 / 06:27 WIB
Korea Utara: Perang di Semenanjung Korea Bisa Pecah Kapan Saja
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal jelajah strategis di atas kapal perang angkatan laut dalam foto tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 21 Agustus 2023. KCNA via REUTERS


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Korea Utara menyatakan siap meluncurkan tiga satelit mata-mata baru, membangun drone tempur, serta memperkuat senjata nuklirnya di tahun 2024. Pemerintah Kim Jong Un percaya bahwa perang tidak dapat dihindari.

Kantor media resmi Korea Utara, KCNA, pada hari Minggu (31/12) juga melaporkan bahwa Kim menyalahkan kebijakan AS yang membuat perang semakin dekat.

"Karena tindakan nekat musuh yang menyerang kita, sudah menjadi kenyataan bahwa perang bisa pecah kapan saja di semenanjung Korea," kata Kim.

Dalam sambutan panjang yang mengakhiri pertemuan partai berkuasa selama lima hari, Kim turut memerintahkan militer Korea Utara untuk menjinakkan seluruh wilayah Korea Selatan, termasuk dengan dengan bom nuklir jika perlu.

Baca Juga: Kim Jong Un Meminta Senjata Nuklir Korea Utara Segera Disiapkan

Laporan terbaru dari KCNA itu jelas langsung mendapatkan perhatian serius dari Korea Selatan. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengutuk rencana tetangganya itu yang ingin melanjutkan ambisi nuklirnya.

"Jika Korea Utara mencoba menggunakan senjata nuklir untuk melawan kita, kita akan membalas secara besar-besaran dengan memanfaatkan secara dramatis, memperkuat kemampuan pencegahan aliansi Korea Selatan-AS, dan rezim Kim Jong-Un akan menghadapi kehancurannya," kata pihak kementerian.

Sejalan dengan itu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan bahwa provokasi lebih lanjut selalu mungkin dilakukan untuk menyoroti kehadiran Korea Utara menjelang pemilihan presiden AS.

"Korea Utara dapat mempertahankan sikap kerasnya terhadap AS dan solidaritas anti-Amerika, anti-imperialis, dan pada saat yang sama juga mencari peluang untuk membalikkan keadaan," ungkap Kementerian Unifikasi.

Baca Juga: Korea Selatan Pesan 20 Unit Jet Tempur F-35A Baru Dari AS

Kehadiran Militer AS Semakin Intens

AS telah meningkatkan latihan dan mengerahkan lebih banyak aset militer, termasuk kapal selam bersenjata nuklir dan kapal induk besar di dekat semenanjung Korea.

Bagi Kim Jong Un, hadirnya armada militer AS itu telah sepenuhnya mengubah Korea Selatan menjadi pangkalan militer terdepan dan persenjataan nuklir AS.

"Jika kita mencermati aksi militer konfrontatif yang dilakukan pasukan musuh, kata 'perang' sudah menjadi sebuah kenyataan yang realistis dan bukan sebuah konsep yang abstrak," kata Kim. 

Kim menambahkan, dirinya tidak memiliki pilihan selain terus melanjutkan ambisi nuklirnya dan menjalin hubungan lebih dalam dengan negara-negara lain yang berseberangan dengan AS. Untuk saat ini Korea Utara dekat dengan China dan Rusia.

Kim juga berjanji untuk mengembangkan perekonomian, termasuk sektor logam, kimia, listrik, permesinan dan kereta api, serta memodernisasi fasilitas gandum untuk meningkatkan produksi.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×