kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Korut bikin ketar-ketir, pimpinan Jepang dan Korsel akan bertemu Xi Jinping


Senin, 23 Desember 2019 / 08:25 WIB
Korut bikin ketar-ketir, pimpinan Jepang dan Korsel akan bertemu Xi Jinping
ILUSTRASI. Pemimpin Korut Kim Jong Un. TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Para pemimpin Jepang dan Korea Selatan akan bertemu Presiden China Xi Jinping di Beijing pada hari Senin (23/12), di tengah meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan Korea Utara (Korut) akan kembali berkonfrontasi dengan Washington.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan bertemu Xi secara terpisah sebelum pergi ke kota Chengdu barat daya untuk pertemuan tiga pihak dengan Perdana Menteri China Li Keqiang.

Meskipun berbagai masalah ekonomi juga akan menjadi agenda -serta ketegangan antara Seoul dan Tokyo- Korea Utara tampaknya akan mendominasi agenda pertemuan.

Baca Juga: Korea Utara ancam AS akan membayar mahal bila ungkit isu HAM

Kantor berita Korut memberitakan, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan para pejabat militer untuk membahas peningkatan kemampuan militer negara itu.

Korut telah menetapkan batas waktu akhir tahun bagi Amerika Serikat untuk mengubah apa yang dikatakannya sebagai kebijakan permusuhan di tengah kebuntuan dalam upaya untuk membuat kemajuan dalam janji mereka untuk mengakhiri program nuklir Korut dan membangun perdamaian abadi.

Kim dan Presiden AS Donald Trump telah bertemu tiga kali sejak Juni 2018, tetapi belum ada kemajuan substansial dalam dialog. Sementara Korut menuntut sanksi internasional yang menghancurkan dicabut terlebih dahulu.

Baca Juga: Kian panas, Korea Utara sebut Trump sebagai orangtua yang tidak sabar

Pada hari Sabtu, media pemerintah Korut mengatakan Amerika Serikat akan "membayar mahal" karena mempermasalahkan catatan hak asasi manusia Korut dan mengatakan "kata-kata jahat" Washington hanya akan memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea.

Utusan khusus AS untuk Korut Stephen Biegun bertemu dengan dua diplomat senior China selama kunjungan dua hari ke Beijing pekan lalu, menyusul pertemuan serupa di Korea Selatan dan Jepang beberapa hari sebelumnya, ketika para diplomat melakukan upaya terakhir untuk mencegah konfrontasi baru.

Baca Juga: Mesra lagi, Trump telepon Xi Jinping bicara soal dagang, Korut hingga Hong Kong

Beijing, bersama dengan Rusia, mengusulkan pekan lalu agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mencabut beberapa sanksi dalam apa yang disebutnya upaya untuk memecahkan kebuntuan saat ini dan berupaya membangun dukungan.

Tetapi tidak jelas apakah Beijing dapat meyakinkan Seoul dan Tokyo untuk menjegal Washington, yang sudah jelas menetapkan posisinya menentang Korut dan dapat memveto resolusi apa pun.

Baca Juga: Trump mengingatkan Pemimpin Korut Kim Jong Un berisiko kehilangan segalanya

Meskipun Korea Selatan melihat China sebagai instrumen dalam menghidupkan kembali perundingan, Korea Selatan sejauh ini telah mengesampingkan pertanyaan tentang apakah mereka mendukung proposal baru oleh Beijing dan Moskow. Jepang, yang secara historis menjadi pendukung kuat sanksi terhadap Korut, juga menahan diri untuk tidak mengomentari proposal tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×