Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tak mau lagi berunding
Pemerintah Korut tampaknya tidak mau lagi melakukan perundingan lewat jalur diplomasi dengan negara tetangganya, Korea Selatan. Melansir Reuters, Korut mengatakan pihaknya telah menolak tawaran Korea Selatan untuk mengirim utusan khusus untuk meredakan ketegangan bilateral yang meningkat.
Sebaliknya, Korut bersumpah untuk mengerahkan pasukan ke unit perbatasan yang didemiliterisasi dalam langkah terbaru menuju pembatalan perjanjian perdamaian antar-Korea.
Baca Juga: Awas! Korea Utara bakal menyerang sistem pemilihan presiden AS November nanti
Pengumuman yang dibuat oleh agen media pemerintah KCNA datang satu hari setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung bersama yang didirikan di kota perbatasan sebagai bagian dari perjanjian 2018 oleh para pemimpin kedua negara. Kondisi ini terjadi ketika ketegangan berkobar akibat beredarnya selebaran propaganda yang dikirim oleh para pembelot di wilayah perbatasan.
Baca Juga: Segera rilis: Kapal selam rudal balistik baru Angkatan Laut Korut?
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in beberapa waktu lalu menawarkan untuk mengirim penasihat keamanan nasionalnya Chung Eui-yong dan kepala mata-mata Suh Hoon sebagai utusan khusus. "Namun Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan seorang pejabat senior partai yang berkuasa dengan tegas menolak proposal yang tidak bijaksana dan menyeramkan itu," kata KCNA.
Baca Juga: Ketegangan kian membara dengan Korut, utusan nuklir Korsel mendadak kunjungi Amerika
KCNA juga menulis: "Moon sangat suka mengirim utusan khusus untuk 'mengatasi krisis' dan sering mengajukan proposal tidak masuk akal, tetapi dia harus memahami dengan jelas bahwa trik seperti itu tidak akan lagi bekerja pada kami."