CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Kremlin: Banyak Orang Rusia Menunjukkan Diri Mereka sebagai Pengkhianat


Kamis, 17 Maret 2022 / 23:10 WIB
Kremlin: Banyak Orang Rusia Menunjukkan Diri Mereka sebagai Pengkhianat


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - LONDON. Kremlin mengatakan Kamis (17/3), banyak orang di Rusia menunjukkan diri mereka sebagai pengkhianat, menunjuk mereka yang mengundurkan diri dari pekerjaan dan meninggalkan negeri beruang merah.

Juru bicara Kantor Presiden Rusia atau Kremlin Dmitry Peskov membuat komentar sehari setelah Presiden Vladimir Putin menyampaikan peringatan keras kepada pengkhianat Rusia yang katanya ingin Barat gunakan sebagai "kolom kelima" untuk menghancurkan negara itu.

"Dalam masa-masa sulit seperti ini, banyak orang menunjukkan warna aslinya. Sangat banyak orang yang menunjukkan diri mereka, seperti yang kami katakan dalam bahasa Rusia, sebagai pengkhianat," kata Peskov, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Rusia: Kami Punya Kekuatan untuk Menempatkan Musuh yang Kurang Ajar pada Tempatnya

Dia ditanya tentang pernyataan Putin bahwa Rusia akan menjalani "pembersihan diri" yang alami dan perlu karena orang bisa "membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat".

"Mereka sendiri menghilang dari kehidupan kita. Beberapa orang meninggalkan jabatan mereka, beberapa meninggalkan kehidupan kerja aktif mereka, beberapa meninggalkan negara dan pindah ke negara lain. Begitulah cara pembersihan ini terjadi," ujar Peskov.

Pernyataan Putin mendapat respon dari Gennady Zyuganov, Ketua Partai Komunis. "Kita harus mengalahkan kolom kelima yang bercokol di dalam dan siap menusuk kita dari belakang kapan saja," katanya. 

"Semua masalah ini dimulai pada tahun 1991 ketika (Presiden pertama Rusia modern Boris) Yeltsin (dan) kliknya menjual dan mengkhianati negara," ungkap Zyuganov, seperti dilansir Reuters.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×