kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.307.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.680   -27,00   -0,16%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

Kremlin: Kami Ingin Perang Ukraina Berakhir, Tapi Upaya Perdamaian Masih Buntu


Senin, 10 November 2025 / 17:17 WIB
Kremlin: Kami Ingin Perang Ukraina Berakhir, Tapi Upaya Perdamaian Masih Buntu
ILUSTRASI. Pemerintah Rusia menyatakan ingin agar perang di Ukraina segera berakhir, namun mengakui bahwa upaya penyelesaian konflik saat ini menemui jalan buntu. Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemerintah Rusia menyatakan ingin agar perang di Ukraina segera berakhir, namun mengakui bahwa upaya penyelesaian konflik saat ini menemui jalan buntu.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin (10/11), menanggapi komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang pada Jumat lalu mengatakan bahwa perang Ukraina “kemungkinan akan berakhir dalam waktu yang tidak terlalu lama.”

“Kami ingin perang ini berakhir sesegera mungkin. Rusia ingin mencapai tujuannya, dan kami lebih memilih mencapainya melalui cara politik dan diplomatik,” ujar Peskov dalam konferensi pers di Moskow.

Upaya Diplomatik Terhenti

Peskov menegaskan bahwa situasi saat ini mengalami kebuntuan bukan karena kesalahan Rusia, tetapi karena pihak Ukraina yang disebut menolak melanjutkan pembicaraan.

Baca Juga: Sesuai Perintah Putin, Rusia Tengah Siapkan Proposal Uji Coba Nuklir

“Saat ini ada jeda. Situasinya buntu, bukan karena kami. Pihak Ukraina-lah yang tidak ingin melanjutkan dialog,” kata Peskov.

Ia juga menuding bahwa Ukraina didorong oleh negara-negara Eropa untuk terus berperang dengan keyakinan bahwa mereka dapat memenangkan konflik secara militer.

“Mereka digiring oleh para pemimpin Eropa yang percaya bahwa Ukraina bisa memenangkan perang dan mengamankan kepentingannya lewat cara militer. Itu adalah delusi mendalam, mengingat kondisi di garis depan,” tambahnya.

Trump Dorong Pertemuan Putin–Zelenskiy

Presiden Trump disebut telah berupaya meyakinkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk melakukan pertemuan tatap muka. Namun, Kremlin menegaskan bahwa pertemuan semacam itu hanya bisa dilakukan di Moskow, sebuah syarat yang ditolak oleh Zelenskiy.

Zelenskiy berulang kali menyatakan bahwa ia tidak percaya Putin sungguh-sungguh menginginkan perdamaian, dan menolak mengadakan perundingan di wilayah Rusia.

Baca Juga: Rusia Serang Beberapa Fasilitas Energi Ukraina, Tiga Orang Dilaporkan Tewas

Sejak 23 Juli 2025, tidak ada pertemuan langsung antara delegasi Rusia dan Ukraina. Upaya diplomatik sejauh ini sebagian besar difasilitasi melalui pihak ketiga, namun tanpa hasil konkret.

Situasi di Medan Perang

Memasuki tahun keempat perang, Rusia kini menguasai sekitar 19% wilayah Ukraina dan terus melancarkan serangan besar untuk merebut kota Pokrovsk dan Kupiansk di bagian timur.

Sementara itu, Ukraina masih mendapatkan dukungan militer dari Amerika Serikat dan negara-negara anggota Uni Eropa, meskipun tekanan ekonomi dan sosial akibat perang semakin meningkat di kedua belah pihak.

Selanjutnya: BP Tapera Genjot KPR FLPP 350.000 Unit, Bidik Pekerja Informal

Menarik Dibaca: 13 Cara Alami Mengobati Kolesterol Tinggi yang Efektif




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×