Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu (12/5/2025) mengusulkan pembicaraan langsung dengan Ukraina pada tanggal 15 Mei 2025 di Istanbul.
Menurut Putin, pertemuan tersebut harus ditujukan untuk mencapai perdamaian yang langgeng dan menghilangkan akar penyebab perang.
Reuters memberitakan, Zelenskyy mengatakan dia akan bertemu langsung dengan Putin.
Putin mengirim ribuan pasukan ke Ukraina pada bulan Februari 2022, yang memicu konfrontasi paling parah antara Rusia dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.
Ia mengatakan, Rusia mengusulkan perundingan langsung dengan Ukraina di Istanbul dalam upaya untuk menghilangkan akar penyebab konflik dan untuk mencapai pemulihan perdamaian jangka panjang dan langgeng.
"Bukan Rusia yang memutuskan perundingan pada tahun 2022. Melainkan Kyiv. Meskipun demikian, kami mengusulkan agar Kyiv melanjutkan perundingan langsung tanpa prasyarat apa pun," kata Putin, merujuk pada perundingan yang gagal tak lama setelah invasi Rusia pada tahun 2022.
"Kami menawarkan kepada otoritas Kyiv untuk melanjutkan perundingan pada hari Kamis, di Istanbul," kata Putin.
"Usulan kami, seperti yang mereka katakan, sudah ada di atas meja, keputusan sekarang ada di tangan otoritas Ukraina dan kurator mereka, yang tampaknya dipandu oleh ambisi politik pribadi mereka, dan bukan oleh kepentingan rakyat mereka," tambah Putin.
Baca Juga: Pidato Lengkap Presiden Vladimir Putin Tawarkan Perundingan dengan Ukraina
Negara-negara besar Eropa mendukung gencatan senjata Ukraina tanpa syarat selama 30 hari pada hari Sabtu, dengan dukungan Presiden Donald Trump, dan mengancam Putin dengan sanksi baru "besar-besaran" jika dia tidak menerimanya dalam beberapa hari.
Trump, yang mengatakan bahwa dia ingin dikenang sebagai pembawa misi damai, telah berulang kali mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri pertumpahan darah perang Ukraina, yang oleh pemerintahannya dianggap sebagai perang proksi antara Amerika Serikat dan Rusia.
Mantan Presiden Joe Biden, para pemimpin Eropa Barat, dan Ukraina menganggap invasi itu sebagai perampasan tanah ala kekaisaran dan berulang kali bersumpah untuk mengalahkan pasukan Rusia.
Tonton: Xi Jinping dan Putin Bersatu Melawan Pengaruh Amerika Serikat
Putin menganggap perang itu sebagai momen penting dalam hubungan Moskow dengan Barat, yang menurutnya mempermalukan Rusia setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991 dengan memperluas NATO dan melanggar apa yang dianggapnya sebagai lingkup pengaruh Moskow, termasuk Ukraina.