Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kremlin mengkritik sanksi baru AS sebagai upaya untuk melemahkan posisi perusahaan Rusia dengan regulasi yang mendistorsi persaingan.
"Pada saat yang sama, keputusan seperti itu tentu saja juga akan menyebabkan ketidakstabilan tertentu pada pasar energi dan minyak internasional," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Senin (13/1/2025).
Mengutip DPA International, Peskov menegaskan, Moskow akan melakukan segala cara untuk meminimalkan kerusakan pada ekonominya sendiri.
Peskov yakin bahwa Moskow juga dapat menahan putaran sanksi terbaru. Ia mengklaim bahwa sering kali mustahil untuk membatalkan hubungan energi yang telah lama terjalin. Dia mengatakan, jika hambatan tercipta di satu tempat, maka alternatif akan muncul di tempat lain.
AS memberlakukan sanksi lebih lanjut pada sektor energi Rusia minggu lalu sebagai tanggapan atas perang Moskow yang terus berlanjut terhadap Ukraina.
Perusahaan minyak Gazprom Neft dan Surgutneftegas, serta 183 kapal tanker yang diduga milik apa yang disebut armada bayangan Rusia, akan dikenakan pembatasan.
Ini adalah kapal yang digunakan Rusia untuk menghindari sanksi yang berlaku pada pengangkutan minyak.
Perusahaan nuklir Rusia Rosatom juga terkena dampak sanksi AS.
Baca Juga: AS Perketat Sanksi Minyak Rusia, Tiongkok dan India Putar Otak Cari Pasokan Baru
Tiogkok dan India cari pasokan baru
Terkait sanksi baru tersebut, perusahaan penyulingan Tiongkok dan India mencari pasokan bahan bakar alternatif.
Reuters memberitakan, menurut Morgan Stanley, yang mengutip data dari pelacak tanker Vortexa, tanker yang dikenai sanksi terbaru mengangkut sekitar 1,5 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2024. Itu setara dengan sekitar 1,4% dari permintaan minyak global.
Banyak dari mereka telah digunakan untuk mengirim minyak ke India dan China karena sanksi Barat dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh pada tahun 2022 mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia.
Selain itu, beberapa kapal tanker telah mengirim minyak dari Iran, yang juga dikenai sanksi.
Tonton: Rekor Baru Impor LNG Rusia oleh Uni Eropa Melonjak Lagi
Harga minyak telah melonjak. Harga acuan global minyak mentah Brent naik pada hari Senin di atas US$ 81 per barel ke level tertinggi sejak Agustus.
Selain itu, premi minyak mentah cepat terhadap harga pengiriman enam bulan kemudian telah naik ke level tertinggi sejak April. Kondisi ini menyiratkan para pedagang memperkirakan pasokan akan tetap ketat.