Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Juan Jose Granados Hernandez mengatakan, dia menjual telur di peternakan ayahnya di Venezuela sampai uang itu tidak lagi digunakan untuk memberi makan semua orang di rumah. Sekarang, ia adalah pengendara sepeda pengiriman untuk aplikasi berdasarkan permintaan, Rappi dan Glovo, di Buenos Aires.
“Venezuela benar-benar dalam kekacauan. Di sini, kami masih merasakan surga dibandingkan dengan Venezuela," katanya.
Pergolakan politik yang terjadi di Argentina beberapa waktu terakhir, telah membuat sebagian warga Venezuela ketakutan. Fernandez de Kirchner, kandidat oposisi wakil presiden yang memimpin negara itu antara 2007-2015, pernah menjadi sekutu ideologis Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Baca Juga: IMF dituding ada di balik krisis akut ekonomi Argentina (2)
Pasangannya, Alberto Fernandez, telah mengkritik tuntutan warga Venezuela kepada Maduro untuk mundur. Dia mengatakan, jika terpilih, ia akan bergabung dengan Meksiko dan Uruguay dalam mempromosikan perundingan antara Maduro dan oposisi.
Itu akan mewakili perubahan kebijakan besar yang akan mengakhiri kritik keras terhadap Maduro di bawah Macri yang sudah berlangsung selama hampir empat tahun.
Maduro menyalahkan kesengsaraan ekonomi Venezuela atas sanksi AS dan mengatakan kondisi itu telah mendorong warga Venezuela untuk mencoba peruntungan mereka di negara-negara lain. Akan tetapi, sejauh mana krisis yang dialami dan berapa jumlah migran telah dilebih-lebihkan.
Baca Juga: Cadangan devisa semakin mengering, ini yang dilakukan pemerintah Argentina
Rakyat Venezuela khawatir akan kembali ke kebijakan kiri Fernandez de Kirchner karena mereka memiliki "ketakutan dan teror terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan sosialisme," kata Sofia Nunes, seorang jurnalis Venezuela yang telah tinggal di Argentina selama lima tahun dan bekerja untuk berita lokal situs Urgente24. Dia muncul di televisi Argentina mengkritik situasi di Venezuela.
Sofia bilang dirinya telah berbicara dengan teman-temannya tentang rencana meninggalkan Argentina, tetapi tidak dapat membayangkan membangun kembali hidupnya lagi.
"Di mana aku akan pergi? Untuk menderita lagi, di mana?” katanya kepada Reuters.