Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Namun, selama lebih dari setahun, pemerintahannya kesulitan meloloskan kebijakan pengurangan defisit. Dua perdana menteri sebelumnya jatuh karena gagal memperbaiki kondisi fiskal, meski “socle commun” atau platform bersama masih bertahan.
Situasi berubah drastis ketika Bruno Retailleau, tokoh konservatif berpengaruh, secara terbuka mengkritik kabinet Lecornu hanya beberapa jam setelah diumumkan.
Kini Macron berharap Lecornu bisa membujuk kembali kelompok konservatif ke meja perundingan. Jika gagal, pilihan lain adalah menunjuk perdana menteri dari kubu kiri. Namun, syarat Sosialis yang menuntut pajak kekayaan dan pembatalan reformasi pensiun membuatnya sulit diterima partai lain.
Baca Juga: Warga Akhirnya Bisa Berenang di Sungai Seine Paris Setelah 100 Tahun Ditutup
Meski Macron masih memberi Lecornu kesempatan, tekanan politik tidak menunjukkan tanda mereda. Pemimpin sayap kanan, Marine Le Pen, langsung menyerukan pembubaran parlemen dan pemilu baru. Survei terbaru bahkan menunjukkan partainya, National Rally, berada di posisi teratas dalam niat memilih publik.
“National Rally diuntungkan dari runtuhnya kubu tengah dan berhasil meraup suara protes. Mereka melihat pembubaran parlemen sebagai peluang emas untuk akhirnya berkuasa,” kata analis politik Stewart Chau.
Seruan agar Macron mengundurkan diri, yang sebelumnya hanya datang dari pinggiran politik, kini mulai masuk arus utama.
Baca Juga: Kritik Trump, Obama Sebut AS Hadapi Krisis Politik Pasca-Pembunuhan Charlie Kirk
“Kepentingan nasional Prancis menuntut Emmanuel Macron menetapkan tanggal pengunduran diri, demi menjaga institusi dan mengakhiri kebuntuan akibat keputusan pembubaran absurd,” tulis David Lisnard, wali kota Cannes sekaligus tokoh konservatif yang tengah naik daun.
Meski berulang kali menegaskan akan menyelesaikan masa jabatannya, Macron kini dihadapkan pada semakin sedikit pilihan. Ia bisa saja mengakhiri kepresidenannya dengan sebuah langkah dramatis, persis seperti De Gaulle yang mengundurkan diri pada 1969.