Sumber: The New York Times | Editor: Noverius Laoli
Trump bahkan sempat menyebut kemarahan kelompok “radikal kanan” bisa dimaklumi karena tujuan mereka adalah menekan kejahatan.
Beberapa bulan terakhir, Obama semakin vokal mengkritik Trump, termasuk soal serangan terhadap independensi pengadilan, kebebasan pers, hingga hak untuk berdemonstrasi.
Ia memperingatkan, Amerika Serikat tengah “tergelincir ke arah yang tidak konsisten dengan demokrasi” dan semakin menyerupai negara otoriter.
Baca Juga: Tersangka Penembakan Charlie Kirk Simpan Pesan Nyeleneh di Selongsong Peluru
Obama juga menyoroti perguruan tinggi yang ditekan pemerintahan Trump lewat ancaman pemotongan dana federal. Ia meminta kampus mempertahankan kebebasan akademik.
Tak hanya itu, Obama menilai Partai Demokrat perlu lebih berani melawan kebijakan Trump. Dalam sebuah acara penggalangan dana Juli lalu, ia mengingatkan Demokrat agar berhenti “meratap” dan segera memperkuat perlawanan.
“Ini membutuhkan sedikit ketegasan,” ujarnya.
Ia pun menyambut baik langkah sejumlah Demokrat, seperti legislator Texas yang menentang peta distrik baru hasil dorongan Trump, maupun Gubernur California Gavin Newsom yang berupaya mengimbangi manuver politik Republik.