Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ketegangan perang dagang dari AS dan China kian meningkat dalam beberapa hari terakhir. Apa saja yang terjadi?
23 Agustus, Jumat malam waktu Beijing
Mengutip CNBC, sebelum pasar saham AS dibuka, Kementerian Keuangan China mengumumkan di situs resminya bahwa Beijing akan menerapkan pajak impor baru antara 5% hingga 10% terhadap barang-barang impor dari Amerika Serikat.
Langkah ini merupakan respon dari pengumuman pemerintah AS pada 1 Agustus lalu yang menerapkan pajak tambahan 10% atas barang-barang China senilai US$ 300 miliar. Pada akhirnya, Washington menunda penerapan tarif tersebut dan mengatakan kenaikan pajak akan dilakukan dalam dua tahap yakni 1 September dan 15 Desember.
Baca Juga: Perang dagang memanas, bursa Asia kompak memerah di awal perdagangan pagi ini
Pada hari yang sama, Kementerian Keuangan China juga mengumumkan penetapan pajak 25% terhadap otomotif dan suku cadang AS akan diberlakukan pada 15 Desember. Tarif tersebut sebelumnya sudah ditunda pada tahun ini seiring dilakukannya perundingan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di Argentina pada akhir 2018.
Pada pertemuan rutinan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, Trump menuliskan tweet: Siapa musuh terbesar kita, Pimpinan The Fed Powell atau Presiden China Xi?
Trump kemudian juga menuliskan tweet bahwa perusahaan AS diminta segera mencari alternatif selain China.
Baca Juga: Perang dagang kian panas: Yen perkasa, yuan anjlok dalam
"Negara kita dengan bodohnya telah kehilangan triliunan dollar dengan China selama bertahun-tahun. Mereka telah mencuri properti intelektual dengan nilai ratusan miliar dollar per tahun dan mereka ingin melanjutkannya. Saya tidak akan mengizinkannya! Kita tidak butuh China dan sejujurnya akan lebih baik tanpa mereka. Uang yang mereka curi dari AS, bertahun-tahun lamanya, selama beberapa dekade, akan dan harus dihentikan."
"Perusahaan-perusahaan hebat AS saat ini diperintahkan untuk secepatnya mencari alternatif pengganti China, termasuk membawa pulang perusahaan Anda PULANG dan memproduksi barang-barang di USA."
"Saya akan merespon tarif China pada sore ini. Ini menjadi kesempatan hebat bagi AS."
24 Agustus, Sabtu waktu Beijing
Pasar saham AS ditutup memerah, di mana indeks Dow Jones Industrial Average anjlok lebih dari 600 poin dan indeks S&P 500 merosot 2,6%.
Trump menuliskan tweet bahwa pajak barang-barang impor China akan dinaikkan:
Baca Juga: Tak bertemu Trump, Menteri Luar Negeri Iran hadir di KTT G7 atas undangan Prancis
- 1 Oktober, pajak produk senilai US$ 250 miliar akan dinaikkan dari 25% menjadi 30%.
- Pajak yang dijadwalkan 1 September terhadap barang-barang China senilai US$ 300 miliar sekarang akan menjadi 15% dari sebelumnya 10%.
Kementerian Perdagangan China merespon tweet Trump dan mengimbau agar AS menarik ucapannya.
"China mengimbau dengan sangat tegas agar AS tidak menghakimi situasi, tidak meremehkan warga China, dan secepatnya menghentikan aksi-aksi yang salah, atau AS harus menghadapi seluruh konsekuensinya."
25 Agustus, Minggu waktu Beijing
Trump mengatakan di pertemuan pimpinan G7, bahwa dia bisa mendeklarasikan eskalasi perang dagang antara AS-China sebagai kondisi darurat nasional, meskipun dia belum memiliki rencana saat ini untuk melakukannya.
Baca Juga: Harga minyak kembali terkoreksi akibat naiknya ketegangan perdagangan AS-China
"Sebenarnya, hubungan kami dengan China saat ini baik-baik saja, kami berunding. Saya rasa mereka ingin mencapai kesepakatan lebih besar dibanding saya," kata Trump.
Namun, Gedung Putih memberikan klarifikasinya. Gedung Putih bilang, Trump menyesal tidak menetapkan tarif lebih tinggi terhadap China.