Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KTT ASEAN - JAKARTA. Di sela-sela KTT ASEAN ke-43 di Indonesia, China menyatakan keinginannya untuk menjalin kerja sama yang lebih luas dengan Indonesia. Sektor yang menjadi incaran termasuk energi hijau hingga kecerdasan buatan.
Niat tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri China, Li Qiang, pada jamuan makan malam hari Selasa (5/9) dengan para pemimpin bisnis.
Li mengatakan bahwa para pebisnis di Indonesia harus lebih percaya diri untuk bekerja sama dengan China meski data menunjukkan adanya perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi China.
Hadir menggantikan Presiden Xi Jinping, Li berjanji akan terus memperluas kerja sama dengan Indonesia dengan berbagai cara, termasuk melonggarkan akses pasar.
Baca Juga: Buka KTT ke-26 ASEAN-RRT, Jokowi Dorong Kerja Sama Saling Menguntungkan ASEAN-RRT
"China akan terus memperluas keterbukaan sistemik, semakin melonggarkan akses pasar di berbagai bidang seperti industri jasa modern, meningkatkan perlindungan hak kekayaan intelektual, dan menciptakan lingkungan bisnis kelas atas," kata Li, dikutip Reuters.
Li juga berharap agar Indonesia akan mempertahankan pasar terbukanya dan menyediakan lingkungan bisnis yang adil bagi perusahaan China.
"China ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk memperluas kerja sama di berbagai bidang termasuk energi hijau, ekonomi digital, biomedis, dan kecerdasan buatan," kata Li.
Baca Juga: Buka KTT ke-24 ASEAN-Korea, Jokowi Bahas Transisi Energi dan Transformasi Digital
Selain berpartisipasi dalam KTT ASEAN, Li juga akan menghadiri uji coba proyek kereta cepat Indonesia yang didanai oleh China, nilainya mencapai US$7,3 miliar. Dana tersebut merupakan bagian dari inisiatif Belt and Road untuk proyek transportasi dan energi.
Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), resmi membuka KTT ke-26 ASEAN-RRC pada hari Rabu (6/9). Dalam pidato pembukaannya, Jokowi menyebut China adalah satu dari 4 mitra dialog ASEAN yang memiliki status mitra strategis komprehensif.
China masih menjadi mitra dagang terbesar ASEAN, begitu juga sebaliknya. Perdagangan keduanya mencapai US$975 miliar. China juga menjadi sumber investasi asing terbesar keempat bagi ASEAN dengan nilai US$13,8 miliar di tahun 2021.