Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Pada kuartal III kemarin, pertumbuhan perekonomian China hanya tumbuh 9%. Angka tersebut merupakan yang terendah dalam lima tahun belakangan. Hal ini juga dapat diartikan, krisis finansial global semakin melebar dan ikut mengancam perekonomian Negeri Panda tersebut.
Padahal, 12 ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, pertumbuhan China pada kuartal III bisa mencapai 9,7%. Optimisme itu melihat dari pertumbuhan tiga bulan sebelumnya yang mencapai 10,1%.
Selain itu, China juga diperkirakan akan memangkas tingkat suku bunganya untuk ketiga kalinya pada tahun ini. Hal itu dilakukan setelah melemahnya permintaan ekspor dan penutupan sejumlah pabrik karena pagelaran Pekan Olimpiade sehingga menyebabkan kapasitas produksi China terpangkas drastis. Oleh karenanya, Pemerintah China merencanakan untuk menambah investasi di sektor infrastruktur dan meningkatkan ekspor dengan memangkas pajak. Menurut Kabinet Pemerintahan China, hal itu dilakukan untuk melindungi perekonomian China akibat krisis finansial global.
“Tidak ada pilihan lain bagi Pemerintah China, kecuali menstimulasi perekonomian. Kebijakan moneter yang longgar sangat dibutuhkan,” jelas Sherman Chan, ekonom Moodys Economy.com. Dia juga memprediksi, hingga pertengahan 2009 mendatang, China akan memangkas tingkat suku bunganya sebanyak lima kali sekaligus menghilangkan batas kuota pinjaman perbankan.
Catatan saja, tingkat inflasi di China pada September mulai mereda menjadi 4,6% dari 4,9% dari Agustus lalu. Sementara itu, CSI 300 Index pada pukul 10.28 waktu lokal, turun 0,8%. Mata uang yuan diperdagangkan pada level 6,8293 terhadap dolar dari sebelumnya 6,8296. Kabarnya, biro statistik China dijadwalkan merilis data pertumbuhan di Beijing pada hari ini.