Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China meminta semua pihak di Myanmar untuk "menyelesaikan perbedaan mereka", setelah militer merebut kekuasaan dan menahan pemimpin yang dipilih secara demokratis Aung San Suu Kyi.
"China adalah tetangga yang bersahabat bagi Myanmar dan berharap berbagai pihak di Myanmar akan menyelesaikan perbedaan mereka dengan tepat di bawah kerangka konstitusional dan hukum untuk melindungi stabilitas politik dan sosial," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Senin (1/1), seperti dikutip Channel News Asia.
Wang mengatakan, China, yang berbagi perbatasan dengan Myanmar, masih "terus memantau situasi" di negara tersebut.
Militer Myanmar pada Senin (1/2) mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun, dan kudeta mengakhiri satu dekade pemerintahan sipil di negara Asia Tenggara itu.
Baca Juga: Militer Myanmar tahan Suu Kyi, AS beri peringatan bakal ambil tindakan
Myanmar adalah bagian penting dari Belt and Road Initiative China, visi Presiden China Xi Jinping senilai US$ 1 triliun untuk proyek maritim, keretaapi, dan jalan raya di Asia, Afrika, dan Eropa.
Proyek tersebut termasuk usulan jalur keretaapi berkecepatan tinggi senilai US$ 8,9 miliar dari Provinsi Yunnan, China, ke Pantai Barat Myanmar.
Xi juga mengunjungi Myanmar pada Januari tahun lalu untuk menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Dalam kunjungan tersebut, dia berjanji, China akan "dengan tegas mendukung pemerintah dan masyarakat Myanmar dalam mengejar jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisi nasionalnya sendiri".
Xi juga mengatakan, China siap untuk "bekerjasama dengan Myanmar dalam mempercepat penyelarasan Belt and Road Initiative dan strategi pembangunan Myanmar".