Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Permintaan kulit keledai dari China untuk bahan baku obat tradisional bisa menghapus lebih dari setengah populasi hewan bernama Latin Equus asinus ini di dunia dalam lima tahun ke depan.
Donkey Sanctuary yang berbasis di Inggris menyebutkan, hampir lima juta kulit keledai digunakan setiap tahun untuk membuat ejiao, gel yang diyakini di China sebagai obat untuk pilek hingga penuaan
Menurut Donkey Sanctuary, Ejiao dulunya adalah milik kaisar tetapi sekarang sangat dicari oleh kelas menengah yang sedang berkembang, dengan produksi tumbuh 20% setiap tahun selama periode 2013 hingga 2016.
Baca Juga: Gara-gara krisis daging babi, China cabut larangan impor unggas AS
Populasi keledai di Tiongkong merosot 76% sejak 1992. Dan, negeri tembok raksasa mengimpor sebagian besar kulit keledai terutama dari pedagang di Amerika Selatan, Afrika, serta Asia.
Saat ini, organisasi amal yang bertujuan untuk mengubah kualitas hidup keledai tersebut menyatakan, ada sekitar 45,8 juta keledai di dunia.
"Perdagangan kulit keledai telah mengakibatkan penderitaan dalam skala yang sangat besar dan tidak bisa diterima," kata Kepala Eksekutif Donkey Sanctuary Mike Baker, Kamis (21/11), seperti dikutip Channelnewsasia.com.