Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Upaya China untuk kembali menggairahkan industri pariwisatanya mulai berbuah hasil. Kebijakan pemerintahnya melonggarkan aturan visa telah mendorong kunjungan turis-turis asal Asia Tenggara ke Negeri Panda tersebut.
Menurut data platform pemesanan Klook Travel Technology, China kini sudah kembali mendapatkan statusnya sebagai negara tujuan wisata bagi warga Asia Tenggara.
“Turis-turis kawasan itu terpikat dengan program bebas visa ke China dan juga karena kemudahan akses ke sistem pembayaran non tunai di China dataran,” kata Ethan Lin, CEO Klook, dilansir Bloomberg, Kamis (30/5),
Ia mengungkapkan bahwa reservasi di platform Klook yang dilakukan warga Asia Tenggara untuk melakukan perjalanan ke China daratan sepanjang tahun berjalan 2024 sudah lebih tinggi dari sebelumn pandemi.
Baca Juga: IMF Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi China Tahun 2024 dan 2025
Lin memperkirakan perjalanan masuk ke China daratan secara keseluruhan dapat pulih sepenuhnya ke angka sebelum terjadinya Covid pada tahun 2025. Adapun tahun 2024, China mencatatkan kedatangan wisawatan sebanyak 82 juta. Angka itu baru 56% dari capaian pada tahun 2019.
Ia bilang, orang-orang dari wilayah tertentu tidak punya banyak tempat yang bisa mereka datangi dan bebas visa. Hal ini akan membuat China menjadi negara yang akan banyak dikunjungi.
Sejak beberapa bulan terakhir, China telah menerapkan kebijakan bebas visa bagi warga dari 157 negara yang akan datang ke China. Kebijakan ini diambil untuk mengerek investasi dan meningkatkan industri pariwisatanya.
Untuk Asia Tenggara, China sudah melakukan perjanjian timbal balik bebas visa untuk warga negara Thailand, Malaysia dan Singapura selama 30 hari mulai 9 Februari 2024.
Baca Juga: Analis: Tarif Alat Kesehatan AS Tak Efektif, China Bisa Temukan Jalan Keluar
Sementara di Eropa, ada bebas visa selama 15 hari bagi warga negara Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swiss, Irlandia, Hongaria, Austria, Belgia dan Luksemburg.
Para pejabat China juga mulai melakukan pelonggaran terkait pembayaran yang selama ini mengedepankan non tunai. Sistem pembayaran non tunai selama ini tidak ramah buat orang-orang tak punya rekening bank dan aplikasi pembayaran China.
Pemerintah China juga telah memperingatkan hotel dan hostel agar tidak menolak pelanggan dari luar negeri. Beberapa penyedia akomodasi kecil di China sering kali menolak orang asing dengan alasan mereka tidak mempunyai perlengkapan atau izin yang memadai untuk menampung mereka.