Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Fokus Capex dan Proyek Ambisius
Belanja modal (capital expenditure) Aramco naik 15,9% menjadi US$12,5 miliar pada kuartal I. Perusahaan menargetkan investasi antara US$52 miliar hingga US$58 miliar sepanjang 2025, termasuk belanja modal dan investasi eksternal.
Seiring tekanan harga minyak, Arab Saudi dikabarkan mulai menyesuaikan ambisi proyek Vision 2030, termasuk megaproyek kota futuristik di gurun, demi memprioritaskan penyelesaian infrastruktur untuk event internasional seperti Piala Dunia 2034.
Sumber Reuters menyebutkan bahwa kenaikan biaya dan keterbatasan anggaran membuat pemerintah memfokuskan dana ke proyek-proyek yang memiliki nilai strategis jangka pendek.
Saat ini, pemerintah Saudi menguasai langsung sekitar 81,5% saham Aramco, sementara 16% dikuasai oleh Dana Investasi Publik (PIF).
"Penurunan tajam harga minyak membuat pembiayaan defisit fiskal dan proyek Vision 2030 menjadi jauh lebih menantang," kata Monica Malik, Kepala Ekonom di Abu Dhabi Commercial Bank.
Baca Juga: Sinopec dan Aramco Tengah Membangun Kompleks Petrokimia Senilai US$ 10 Miliar
Produksi Akan Naik
OPEC+ yang dipimpin Saudi dan mencakup Rusia, telah menahan produksi sejak 2022 demi menopang harga.
Namun mulai Mei, blok ini sepakat menambah produksi sebesar 411.000 barel per hari (bph), jumlah yang sama juga akan berlaku pada Juni. Ini akan mengerek output Saudi dari sekitar 9 juta bph menjadi 9,37 juta bph.
CEO Amin Nasser sebelumnya menyatakan bahwa kapasitas cadangan produksi Saudi, terbesar di dunia dapat diaktifkan dalam hitungan minggu.
Baca Juga: Ini Dia 7 Lokasi Ladang Minyak Terbesar Milik Saudi Aramco
Trump, dalam pernyataan publiknya, mendesak Riyadh dan OPEC untuk menurunkan harga minyak.
Ia juga meminta Saudi meningkatkan investasinya di AS menjadi US$1 triliun, dari target sebelumnya sebesar US$600 miliar dalam empat tahun ke depan.