Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Tiga bank Singapura diperkirakan akan mengalami penurunan laba pada kuartal I 2020. Ini akan jadi penurunan laba pertama yang terjadi sejak 2016.
Laba bank bakal tergerus lantaran harus menaikkan pencadangan untuk menghadapi lonjakan kredit macet di tengah kemerosotan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Baca Juga: Diam-diam JD.com ajukan dual listing di Bursa Hong Kong
Menurut perkiraan rata-rata analis yang disurvei Bloomberg, pendapatan bersih masing-masing bank kemungkinan akan merosot antar 21%-28% pada kuartal I. DBS Group Holding sebagai bank terbesar negara ini dapat membukukan penurunan laba tertajam, sedangkan OCBC diprediksi akan melaporkan kontraksi paling kecil.
Pukulan bagi lembaga pemberi pinjaman Singapura lantaran negara kota itu mengalami kontraksi ekonomi paling tajam tahun ini setelah Covid-19 melumpuhkan manufaktur, pariwisata dan layanan lainnya. Bank menghadapi penurunan suku bunga dan perlambatan pertumbuhan kredit. Ditambah lagi dengan kejatuhan harga minyak yang bikin gagal bayar utang perusahaan lokal yang bergerak di sektor energi.
"Bank selalu cenderung berkinerja buruk di tengah resesi ekonom. Ekonomi yang merosot akan memicu kredit macet, menekan margin bunga, dan memperlambat pertumbuhan kredit," kata Min La Tan, Kepala Kantor Investasi Asia Pasifik USBS Global Health Managemet dikutip Bloomberg, Rabu (29/4).
OCBC dan UOB akan melaporkan kinerja kuartal I minggu depan. Sementara DBS akan merilis kinerja pada Kamis pekan ini. Analis memperkirakan akan terjadi lonjakan tajam biaya kredit karena eksposur bank ke sektor minyak, gas dan komoditas dan pinjaman kepada perusahaan kecil dan menengah.
Baca Juga: Usai Corona, Cina Diprediksi Tetap Jadi Pemasok Utama Global
Bank-bank telah menggabungkan eksposur sebesar S$ 680 juta kepada Hin Leong Trading (Pte) yakni trader minyak Singapura yang mengajukan perlindungan pengadilan dari kreditor pada 9 April lalu. Tidak jelas apakah pemberi pinjaman lokal akan menyediakan provisi terhadap Hin Leong pada akhir Maret.
Sementara analis Morgan Stanley memperkirakan DBS kemungkinan membukukan buffer kerugian pinjaman sebesar S$ 640 juta pada kuartal tersebut, naik dari US$ 76 juta setahun yang lalu. Adapun OCBC akan membengkak menjadi S$ 451 juta, dan UOB lebih dari tiga kali lipat menjadi S$ 380 juta.
Analis memperkirakan penurunan satu digit dalam margin bunga bersih kuartal ini, tetapi mengatakan pinjaman akan didukung oleh perusahaan-perusahaan besar yang menarik garis komitmen dan bank-bank menyediakan likuiditas dolar AS jangka pendek pada bulan Maret.
Baca Juga: Ini ancaman baru bagi kapal induk China: Rudal anti-kapal hipersonik buatan Jepang
Margin bunga bersih mungkin menyusut hanya sedikit di kuartal tersebut karena pemotongan suku bunga Federal Reserve AS datang pada akhir periode, analis Citigroup Inc. Robert Kong mengatakan dalam sebuah catatan.