kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.309   113,47   1,58%
  • KOMPAS100 1.121   16,19   1,47%
  • LQ45 892   15,10   1,72%
  • ISSI 222   1,61   0,73%
  • IDX30 458   9,73   2,17%
  • IDXHIDIV20 552   12,53   2,32%
  • IDX80 129   1,53   1,21%
  • IDXV30 137   2,25   1,67%
  • IDXQ30 152   3,21   2,15%

Lagi, Donald Trump batasi akses 4 perusahaan China ke investor AS


Sabtu, 21 November 2020 / 07:07 WIB
Lagi, Donald Trump batasi akses 4 perusahaan China ke investor AS
ILUSTRASI. Donald Trump akan menambahkan 4 perusahaan China lagi dalam daftar perusahaan yang dibatasi aksesnya ke investor AS


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Donald Trump akan menambahkan empat perusahaan China lagi dalam daftar perusahaan yang dibatasi aksesnya ke investor Amerika Serikat (AS), lantaran perusahaan tersebut didukung militer China.

Tambahan empat perusahaan tersebut belum pernah dilaporkan dan mungkin akan diumumkan minggu depan, kata seorang pejabat AS dan satu orang yang mengetahui masalah tersebut yang menolak disebutkan namanya seperti dikutip Reuters.

Gedung Putih dan kedutaan besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar soal ini.

Penambahan ini akan membuat jumlah perusahaan China yang terkena dampak menjadi 35 perusahaan. Mereka termasuk raksasa teknologi seperti Hikvision, China Telecom Corp dan China Mobile yang ditambahkan awal tahun ini.

Baca Juga: Biden menang, kebanyakan perusahaan AS lebih optimistis berbisnis di China

Langkah terbaru akan datang hanya beberapa hari setelah Donald Trump menerbitkan perintah eksekutif, yang melarang investor AS membeli saham perusahaan China yang masuk daftar hitam mulai November 2021.

"Langkah tersebut membantu memastikan tidak ada orang Amerika yang tanpa disadari menyubsidi kampanye (Partai Komunis China) untuk mendominasi teknologi masa depan," kata Anggota Kongres dari Partai Republik, Mike Gallagher.

Namun, perintah eksekutif tidak mungkin memberikan pukulan serius bagi perusahaan, kata para ahli, karena ruang lingkupnya yang terbatas, ketidakpastian tentang sikap pemerintahan Biden yang akan datang dan kepemilikan dana AS yang sudah sedikit.

Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden, yang akan menjabat pada 20 Januari 2021 nanti, belum menjabarkan strategi hubungan dengan China secara rinci. Tetapi semua indikasi menunjukkan bahwa Biden akan melanjutkan pendekatan yang keras terhadap Beijing.

Daftar hitam dari Departemen Pertahanan AS tersebut kemungkinan akan menambah ketegangan antara AS dengan China yang telah berselisih tentang virus korona dan tindakan keras China di Hong Kong.

Daftar tersebut juga merupakan bagian dari upaya Washington untuk menargetkan apa yang dilihat AS sebagai upaya Beijing untuk meminta perusahaan memanfaatkan teknologi sipil untuk tujuan militer.

Pada bulan September, Departemen Perdagangan AS memberlakukan pembatasan ekspor ke pembuat cip terbesar China, SMIC, setelah menyimpulkan ada "risiko yang tidak dapat diterima" bahwa peralatan yang dipasok ke sana dapat digunakan untuk tujuan militer.

Kongres dan pemerintah AS semakin berupaya untuk mengekang akses pasar AS dari perusahaan China yang tidak mematuhi aturan.

Selanjutnya: Media pemerintah China: Trump sedang mempersiapkan 'kegilaan terakhir' untuk Beijing



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×