Reporter: Dyah Megasari, BBC |
WASHINGTON. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengatakan sistem jaringan informasi mereka telah menjadi target serangan hacker atau peretas yang cukup canggih.
Juru Bicara IMF, David Hawley mengatakan, serangan sebelumnya yang terjadi pada awal tahun juga telah mengakibatkan kerusakan jaringan yang cukup besar.
Dalam serangan kali ini petugas keamanan sistem jaringan mengatakan peretas berusaha menciptakan sebuah file perangkat lunak. Jika ter-instal ke dalam sistem jaringan lembaga tersebut, akan muncul sebagai pihak luar yang tidak terdeteksi atau digital insider presence.
Sebagai sebuah lembaga ekonomi, IMF menyimpan sejumlah data ekonomi yang sensitif dari berbagai negara. Namun mereka mengatakan bahwa saat ini sistem jaringan teknologi informasi telah berfungsi tanpa gangguan.
"Saya dapat pastikan bahwa kami tengah menyelidiki peristiwa ini," kata Hawley. Sayang ia enggan menjelaskan detail lebih lanjut mengenai peristiwa ini.
Sebelumnya The New York Times mengatakan pegawai IMF mendapat pemberitahuan melalui surat elektronik pada hari Rabu lalu tentang adanya sebuah file penyusup dalam sistem mereka. Tapi IMF tidak memberitahukan peristiwa ini kepada masyarakat luas.
Surat elektronik itu memperingatkan kepada para pegawai IMF dengan kalimat : “file mencurigakan yang mampu melakukan transfer data" telah terdeteksi.
Dalam penyelidikan ini mereka juga menemukan adanya sebuah komputer yang melakukan transfer data dan membuka sejumlah informasi dari sistem yang ada pada IMF.
Seorang ahli keamanan dalam bidang teknologi informasi yang tidak ingin disebut namanya seperti dikutip dari Bloomberg mengatakan, peretas yang melakukan ini terhubung dengan sebuah negara namun serangan seperti ini sulit terlacak.
Akibat kejadian ini, lembaga lain yang terhubung dengan IMF seperti Bank Dunia langsung memutus sambungan sistem jaringan informasi mereka yang terhubung dengan IMF.
Serangan hacker atau peretas tahun ini tidak hanya terjadi pada IMF namun juga pada sejumlah lembaga besar lainnya, seperti pada jaringan Sony PlayStation, Nintendo dan Citigroup.
Perusahaan di bidang pertahanan asal Amerika Lockheed Martin juga dilaporkan mengalami serangan serupa. Direktur CIA Leon Panetta saat berbicara beberapa waktu lalu di depan Kongres mengatakan serangan di dunia maya yang jauh lebih besar dan mampu mengganggu sistem keamanan, sistem keuangan dan pemerintahan adalah suatu kemungkinan yang bisa terjadi saat ini.