kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sengketa lautan, hacker China dan Vietnam saling serang di internet


Kamis, 09 Juni 2011 / 16:11 WIB
Sengketa lautan, hacker China dan Vietnam saling serang di internet
ILUSTRASI. Katalog promo Giant 1-3 September 2020 memberikan potongan harga untuk kebutuhan rumah tangga. Gerai supermarket Giant. KONTAN/Muradi/2019/01/24


Reporter: Dyah Megasari, BBC |

HANOI. Perselisihan perbatasan di antara Vietnam dan China kini diwarnai dengan perang dunia maya di antara peretas kedua negara. Para peretas komputer saling menyerang ke ratusan situs, termasuk halaman internet milik pemerintah.

Peretas China dilaporkan telah memuat gambar bendera China di situs milik Vietnam. Balasannya, peretas Vietnam memasang gambar pria bersenjata di sejumlah situs China. Selama ini hubungan antara Vietnam dan China bisa disebut canggung. Aksi publik dari kedua negara ini merupakan tindakan yang jarang terjadi.

Aksi massa warga Vietnam dan China didorong oleh sengketa kepemilikan kepulauan di Laut China Selatan. Akhir pekan lalu, ratusan warga Vietnam memprotes angkatan laut China yang berpatroli di perairan yang diperebutkan tersebut.

Aksi demonstrasi di Hanoi dan Ho Chi Minh City ini mengemuka menyusul konfrontasi antara kapal Vietnam dengan patroli China. Hanoi menuduh kapal patroli China ini memotong kabel milik kapal Vietnam yang tengah melakukan riset seismik di kawasan sekitar 120 km di lepas pantai Vietnam. Sementara China mengklaim kalau kapal Vietnam tersebut berada di kawasan terlarang.

Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, Kamis (9/6), menyampaikan komentar terkait perselisihan ini dengan mengatakan kedaulatan Vietnam tidak bisa diragukan di kepulauan Paracel dan Spratly.

"Kami akan melanjutkan untuk tetap mempertahankan kedaulatan zona maritim dan kepulauan negara kami,'' kata Dung seperti dikutip dari koran Thanh Nien.

Kawasan Laut China Selatan merupakan daerah penting yang menjadi rute kapal pembawa minyak dan gas. Selain China dan Vietnam, negara lain seperti Malaysia, Brunei dan Taiwan juga mengklaim kawasan di Laut China Selatan tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×