kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Lagi-Lagi, Dewan Keamanan PBB Serukan Jeda Kemanusiaan Perang Gaza


Kamis, 16 November 2023 / 07:57 WIB
Lagi-Lagi, Dewan Keamanan PBB Serukan Jeda Kemanusiaan Perang Gaza
ILUSTRASI. Pada Rabu (15/11/2023), Dewan Keamanan PBB menyerukan jeda kemanusiaan di Gaza. REUTERS/Eduardo Munoz


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pada Rabu (15/11/2023), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang dalam pertempuran antara Israel dan militan Hamas Palestina di Jalur Gaza. Jeda kemanusiaan dimaksudkan agar  akses bantuan ke Gaza dari internasional bisa disalurkan.

Mengutip Reuters, Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang tersebut berusaha mengatasi kebuntuan, di mana empat upaya sebelumnya gagal untuk mengadopsi resolusi yang juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas.

Amerika Serikat, Rusia dan Inggris, yang memiliki hak veto di dewan tersebut, abstain dalam pemungutan suara hari Rabu mengenai resolusi yang dirancang oleh Malta. Sedangkan 12 anggota sisanya memberikan suara mendukung.

Kebuntuan di dewan tersebut sebagian besar berpusat pada apakah akan menyerukan jeda kemanusiaan atau gencatan senjata. 

Jeda umumnya dianggap kurang formal dan memiliki jangka waktu lebih pendek dibandingkan gencatan senjata, yang harus disetujui oleh pihak-pihak yang bertikai. 

Amerika Serikat mendukung jeda, sementara Rusia mendorong gencatan senjata.

Baca Juga: Tank-Tank Israel Mulai Bergerak di Sekitar Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Rusia gagal dalam upayanya pada menit-menit terakhir untuk mengubah resolusi yang menyerukan gencatan senjata yang mengarah pada penghentian permusuhan. 

Menurut Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia kepada dewan, Rusia abstain karena tidak ada seruan untuk segera melakukan gencatan senjata.

Resolusi tersebut merupakan upaya kelima DK PBB untuk mengambil tindakan sejak Israel mengatakan pasukan Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang dalam serangan mendadak pada 7 Oktober. 

Resolusi tersebut juga tidak mengutuk serangan Hamas – yang menjadi perdebatan bagi sekutu Israel, yakni AS dan Inggris.

“Pada akhirnya, Amerika Serikat tidak dapat memberikan suara ‘ya’ pada sebuah teks yang tidak mengutuk Hamas – atau menegaskan kembali hak semua negara anggota untuk melindungi warga negaranya dari serangan teroris,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield kepada dewan tersebut setelah pemungutan suara.

Inggris juga abstain karena tidak ada kecaman atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

“Kebiadaban serangan-serangan itu harus jelas bagi kita semua,” kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward kepada dewan tersebut. 

Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Berkumpul di Washington DC Suarakan Dukungan untuk Israel

Dia menambahkan, “Tetapi biar saya perjelas, sangat penting dan sudah terlambat bagi dewan untuk berbicara mengenai krisis ini dan kami sangat mendukung tujuan resolusi tersebut: untuk memasukkan bantuan dan mengeluarkan sandera.”



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×