Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump kembali mendamprat The Federal Reserve pada hari Selasa (1/10). Kali ini, kemarahan Trump dipicu oleh lemahnya data sektor manufaktur. Dia bilang, bank sentral mempertahankan suku bunga "terlalu tinggi" dan dollar yang kuat melukai pabrik-pabrik AS.
“Seperti yang saya perkirakan, Jay Powell dan Federal Reserve telah membiarkan dollar menjadi sangat kuat, terutama terhadap SEMUA mata uang lainnya, sehingga sektor manufaktur kita terkena dampak negatif. Suku Bunga Fed terlalu tinggi. Mereka adalah musuh terburuk mereka sendiri, mereka tidak memiliki petunjuk. Menyedihkan!” tulis Trump dalam akun witter pribadinya.
Pernyataan Trump muncul menyusul laporan dari Institute for Supply Management (ISM) pada hari Selasa yang menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS jatuh ke level terlemah dalam satu dekade terakhir pada bulan lalu, di tengah kekhawatiran tentang perang dagang antara AS-China.
Baca Juga: Wah, makin banyak warga Amerika yang mendukung Donald Trump untuk dimakzulkan
ISM mengatakan, komentar dari produsen "mencerminkan penurunan kepercayaan bisnis yang berkelanjutan". ISM juga mencatat, perdagangan global tetap menjadi masalah yang paling signifikan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pendekatan garis keras Trump terhadap perdagangan dengan China adalah kekhawatiran yang lebih besar bagi manufaktur AS ketimbang suku bunga atau penguatan dollar.
Sejak menjabat sebagai presiden, Trump tanpa henti mengkritik kebijakan The Fed dan Jerome Powell, yang ia tunjuk untuk memimpin bank sentral. Kritikan lebih banyak tertuju pada tingkat suku bunga AS yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Bank-bank sentral di Eropa dan Jepang telah mendorong suku bunga mereka sendiri di bawah level nol dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi mereka yang tengah menghadapi kesulitan.
Baca Juga: Polling: Dukungan rakyat Amerika untuk pemakzulan Trump naik menjadi 45%
The Fed, setelah mendongkrak suku bunga sembilan kali selama tiga tahun hingga akhir 2018, mengambil langkah berbeda tahun ini dan telah memangkas dua kali suku bunga acuan, yakni pada bulan Juli dan lagi bulan lalu. Suku bunga pinjaman utama The Fed sekarang ditetapkan dalam kisaran 1,75% hingga 2,00%.
Tetapi perbedaan suku bunga antara AS dengan tingkat suku bunga Eropa dan Jepang masih sangat tinggi. Ini menjadi salah satu alasan utama di balik penguatan dollar. Sebelumnya, pada hari Selasa (1/10), indeks dolar AS berada di level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, meskipun kini telah turun tajam setelah perilisan data ISM.
Sementara itu, sejumlah pejabat Fed telah menyuarakan dukungan untuk menahan tingkat suku bunga acuan untuk saat ini, kecuali jika data ekonomi AS yang dirilis semakin memburuk.
Baca Juga: Wall Street menguat, cenderung mendatar di sepanjang kuartal ketiga
Presiden Fed Chicago Charles Evans, berbicara di Frankfurt pada hari Selasa, mengatakan bank sentral AS dapat mempertahankan suku bunganya seperti saat ini. Evans termasuk di antara mereka yang memberikan suara mendukung penurunan suku bunga pada bulan Juli dan September.
The Fed akan merilis sendiri data output manufaktur AS untuk September pada 17 Oktober mendatang.