Sumber: Metro.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dr Simon Clarke, profesor mikrobiologi seluler di University of Reading, mengatakan kepada The Guardian, meskipun hanya sedikit informasi yang diketahui tentang varian tersebut, mutasi E484K diketahui pada strain Afrika Selatan lebih kebal terhadap beberapa vaksin.
"Kami belum tahu seberapa baik varian (baru) ini akan menyebar. Varian apa pun yang membawa E484K harus menjalani pengujian lanjutan karena tampaknya memberikan ketahanan terhadap kekebalan," jelas Clarke.
Profesor mikrobiologi klinis di Universitas Cambridge, Ravi Gupta, mengatakan bahwa selain mutasi E484K, varian tersebut memiliki perubahan lain yang kemungkinan membantunya melarikan diri dari antibodi manusia. Dia juga menyerukan peningkatan pengujian.
Baca Juga: Catat! 4 Hal yang harus dilakukan bila tak sengaja bertemu orang positif Covid-19
Tim Edinburgh melakukan pelacakan awal B1525 sejak bulan Desember, di mana virus ini muncul di Inggris dan Nigeria. Sejak itu, penyakit ini juga terdeteksi di Belgia, Yordania, Ghana dan terakhir Kanada, dengan kasus yang terdeteksi di British Columbia pada hari Jumat.
Cara terbaik untuk menghentikan penyebaran virus adalah dengan mengikuti protokol kesehatan masyarakat: cuci tangan, kenakan penutup wajah, dan jaga jarak dari orang lain. Penting bagi orang untuk tetap di rumah jika memungkinkan.
Baca Juga: Akhirnya, WHO menyetujui vaksin AstraZeneca untuk penggunaan darurat
Varian baru lainnya yang menjadi perhatian di Inggris termasuk varian Afrika Selatan dengan 202 kasus, dan varian Bristol dengan 22 kasus. Varian yang pertama kali diidentifikasi di Liverpool, yang oleh PHE disebut sebagai varian dalam penyelidikan (VUI), saat ini memiliki 56 kasus.
Para ilmuwan sedang mengerjakan vaksin baru untuk menargetkan varian virus corona, beberapa di antaranya mungkin tersedia saat musim gugur.