Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timur di pagi ini. Rudal tersebut menempuh Jarak ekitar 250 km (155 mil) dari Kanggye, Provinsi Jagang, dekat perbatasan antara Korea Utara dan China.
Peluncuran sejumlah rudal ini menandai unjuk kekuatan terbaru Pyongyang jelang kembalinya Presiden terpilih AS Donald Trump ke White House.
"Kami mengutuk keras peluncuran tersebut sebagai provokasi yang jelas yang secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas semenanjung Korea," kata Kepala Staf Gabungan (JCS) di Seoul
JCS juga memperingatkan Korea Utara agar tidak "salah menilai" situasi dan bersumpah untuk "menanggapi dengan tegas" setiap provokasi tambahan.
Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok juga mengutuk peluncuran rudal tersebut sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengatakan Seoul akan menanggapi dengan tegas provokasi Korea Utara.
Peluncuran tersebut terjadi sekitar seminggu setelah Korea Utara menembakkan, apa yang diklaimnya sebagai rudal balistik hipersonik jarak menengah baru, yang merupakan uji coba rudal pertamanya sejak 5 November.
Baca Juga: Dua tentara Korea Utara Ditangkap Hidup-Hidup oleh Ukraina untuk Kali Pertama
Penembakan rudal terbaru juga terjadi selama kunjungan Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya ke Korea Selatan.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul dan Iwaya mengutuk pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara pada hari Senin (13/1) dan berjanji untuk meningkatkan hubungan keamanan setelah pembicaraan di Seoul.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, saat mengunjungi Seoul di pekan lalu, juga menyerukan penguatan lebih lanjut kerja sama bilateral dan trilateral yang melibatkan Tokyo untuk melawan ancaman militer Pyongyang yang semakin meningkat.
Peluncuran hari Selasa terjadi beberapa hari sebelum pelantikan Trump, yang mengadakan pertemuan puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama masa jabatan pertamanya dan telah memuji hubungan pribadi mereka.
Anggota parlemen Korea Selatan, setelah diberi pengarahan oleh Badan Intelijen Nasional, mengatakan pada hari Senin bahwa uji senjata Pyongyang baru-baru ini sebagian ditujukan untuk "memamerkan aset pencegah AS dan menarik perhatian Trump" setelah bersumpah untuk "melakukan tindakan balasan anti-AS yang paling keras" pada pertemuan kebijakan akhir tahun yang penting bulan lalu.