Sumber: Bloomberg |
TOKYO. Toyota, yang hari ini kehilangan top rating-nya dari Moody’s Investors Service, mengatakan bakal mengalami kerugian operasional di tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret nanti. Kerugian itu besarnya mencapai 450 miliar yen atau setara dengan US$ 4,95 miliar. Jika dibandingkan dengan Toyota City, hanya meleset 150 miliar yen.
Resesi global memang telah mencekik penjualan Toyota dan memaksa perusahaan ini untuk merugi pertama kali dalam 71 tahun belakangan ini. Rencana Presiden Akio Toyoda, ia bakal mengganti semua pejabat penting di perusahaan ini untuk mengembalikan laba perusahaan seperti semula.
"Penjualan di Amerika bagian Utara tidak akan meningkat dalam waktu cepat," kata Takashi Aoki dari Mizuho Asset Management Co. di Tokyo. Ia bahkan memprediksikan Toyota masih akan merugi tahun depan.
Asal tahu saja, hari ini Moody’s telah memangkas peringkat Toyota menjadi Aa1 dari Aaa. Hal ini tentu berpotensi menggelembungkan ongkos pinjaman perusahaan otomotif ini.
Toyota telah membukukan kerugian bersih senilai 165 miliar yen dalam tiga bulan per Desember lalu, dibandingkan dengan pendapatan bersih yang berhasil digaet sebesar 459 miliar yen pada tahun sebelumnya.
Menurut perkiraan tengah dari tiga analis yang disurvei oleh Bloomberg, Toyota diprediksikan akan kehilangan 195 miliar yen.
Menguatnya yen juga telah membuat laba operasional terkikis 250 miliar yen.
Perusahaan ini telah menunda beberapa produksi domestiknya selama 11 hari di bulan ini dan bulan Maret. Toyota akan memangkas 3.000 pekerja tidak tetap di Jepang pada 31 Maret mendatang.
Berita Terkait
Setelah 77 Tahun Berkuasa, Mahkota GM Direbut Toyota
2008, Penjualan Global Toyota Terjun 4%
