Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/ADEN - Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melakukan serangan udara dan laut terhadap sasaran militer Houthi di Yaman sebagai respons terhadap serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah, yang terkait dengan eskalasi regional Israel di Gaza.
Presiden AS Joe Biden, dalam pernyataan pada Kamis malam, mengingatkan bahwa tindakan lebih lanjut akan diambil jika diperlukan.
Ia menyatakan bahwa serangan yang ditargetkan ini merupakan pesan jelas bahwa AS dan mitra mereka tidak akan mentolerir serangan terhadap personel mereka atau membiarkan pihak yang bermusuhan mengancam kebebasan navigasi.
Baca Juga: Israel Menghadapi Dakwaan Genosida Gaza di Mahkamah Internasional
Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan bahwa "indikasi awal menunjukkan bahwa kemampuan Houthi untuk mengancam pengiriman barang dagangan telah terpukul."
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menyatakan bahwa serangan tersebut mengincar kemampuan Houthi, termasuk drone, rudal balistik dan jelajah, radar pesisir, serta pengawasan udara.
Seorang pejabat Houthi mengkonfirmasi "penggerebekan" di ibu kota Sanaa, Saada, Dhamar, dan Hodeidah, menyebutnya sebagai "agresi Amerika-Zionis-Inggris."
Baca Juga: Serangan Besar Houthi Mengguncang Laut Merah, Kapal Perang AS & Inggris Bereaksi
Para saksi mata melaporkan bahwa serangan tersebut menargetkan pangkalan militer di sekitar bandara Sanaa, situs militer dekat bandara Taiz, pangkalan angkatan laut Houthi di Hodeidah, dan situs militer di provinsi Hajjah.
Serangan ini merupakan salah satu demonstrasi paling dramatis sejak meletusnya perang Israel-Hamas di Timur Tengah pada bulan Oktober, meskipun AS menegaskan bahwa tidak ada niat untuk meningkatkan ketegangan.
Seorang pejabat AS menyatakan bahwa serangan dilakukan oleh pesawat, kapal, dan kapal selam, dengan lebih dari selusin lokasi sebagai sasaran. Tujuan serangan adalah melemahkan kemampuan militer Houthi dan bukan hanya bersifat simbolis.
Baca Juga: Pasukan AS dan Inggris Tembak Jatuh 21 Drone dan Rudal Houthi di Laut Merah
"Pesan dari awal, termasuk dari Presiden, adalah untuk menghilangkan kemampuan Houthi dalam menargetkan kapal maritim, baik kapal komersial maupun militer," kata pejabat senior militer AS.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, menolak seruan PBB dan komunitas internasional untuk menghentikan serangan rudal dan drone mereka terhadap rute pelayaran Laut Merah, serta peringatan dari Amerika Serikat mengenai konsekuensinya.
Houthi mengklaim bahwa serangan mereka adalah dukungan untuk Hamas, kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza. Israel telah melancarkan serangan militer sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 23.000 warga Palestina di Gaza.
Sejak akhir Desember, Houthi telah menyerang 27 kapal, mengganggu perdagangan internasional di rute utama antara Eropa dan Asia yang menyumbang sekitar 15% lalu lintas pelayaran dunia.
Baca Juga: Serangan Besar Houthi Mengguncang Laut Merah, Kapal Perang AS & Inggris Bereaksi
Kelompok Houthi bersumpah untuk menyerang kapal yang terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel. Namun, sejumlah kapal yang menjadi sasaran tidak memiliki kaitan dengan Israel.
Pemimpin Houthi menyatakan pada hari Kamis bahwa setiap serangan AS terhadap kelompok tersebut tidak akan terjadi tanpa tanggapan.