kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laporan intelijen AS tentang Khashoggi diprediksi mengarah pada Putra Mahkota Saudi


Kamis, 25 Februari 2021 / 05:51 WIB
Laporan intelijen AS tentang Khashoggi diprediksi mengarah pada Putra Mahkota Saudi
ILUSTRASI. Jurnalis Jamal Khashoggi saat tiba di Konsulat Arab di Istanbul, Turki. Courtesy TRT World/Handout via Reuters


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Joe Biden diperkirakan akan merilis laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasi pada hari Kamis (25/2/2021) tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018. Menurut empat pejabat yang mengetahui masalah tersebut, salah satu hasil temuannya adalah Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyetujui pembunuhan Khashoggi.

Melansir Reuters, laporan intelijen yang tidak diklasifikasi tersebut akan mewakili langkah terbaru Presiden AS Joe Biden untuk menyelaraskan kembali hubungan dengan Riyadh. Sebelumnya, selama bertahun-tahun lamanya, Washington memberikan kartu pass atas catatan hak asasi manusia, intervensi dalam perang saudara Yaman, dan masalah lainnya terhadap Riyadh.

Rilis laporan itu diharapkan akan dilakukan bertepatan dengan percakapan telepon pertama, mungkin dilakukan pada hari Rabu (24/2/2020), antara Biden dengan Raja Saudi Salman sejak Biden mengambil alih kursi kepresidenan.

Reuters memberitakan, Biden mengubah kebijakan AS dari hubungan nyaman yang dimiliki antara mantan presiden Donald Trump dengan putra mahkota. 

Baca Juga: Joe Biden lebih pilih berdiplomasi dengan Raja Salman dibanding Putra Mahkota Arab

Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan pada Rabu (24/2/2021), Biden hanya akan berkomunikasi dengan Raja Saudi dan mengatakan laporan Khashoggi yang tidak diklasifikasikan sedang disiapkan untuk dirilis dan akan segera keluar.

Khashoggi yang berusia 59 tahun, seorang jurnalis Saudi dan kolumnis Washington Post, dibujuk untuk datang ke konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Dia lantas dibunuh oleh tim operasi yang terkait dengan putra mahkota, penguasa de facto kerajaan. Mereka kemudian memotong-motong tubuhnya. Jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Baca Juga: Akhirnya, Arab Saudi memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya

Riyadh akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam operasi ekstradisi yang berubah buruk, tetapi pihaknya membantah keterlibatan apa pun yang dilakukan oleh putra mahkota. Lima pria yang dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan tersebut diringankan menjadi 20 tahun penjara setelah diampuni oleh keluarga Khashoggi.

Empat pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasi - di mana CIA adalah kontributor utamanya - menilai bahwa putra mahkota menyetujui dan kemungkinan memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi, yang telah menggunakan kolom Washington Post untuk mengkritik kebijakan putra mahkota.

Versi laporan yang diklasiifikasi sebelumnya sudah disampaikan di hadapan Kongres AS pada akhir 2018.

Baca Juga: Tunangan Khashoggi gugat Putra Mahkota Saudi, tuduhannya memerintahkan pembunuhan

Akan tetapi, pemerintahan Trump menolak tuntutan anggota parlemen dan kelompok hak asasi manusia untuk merilis versi yang tidak diklasifikasikan, berusaha untuk menjaga kerja sama di tengah meningkatnya ketegangan dengan saingan regional Riyadh, Iran, dan mempromosikan penjualan senjata AS ke kerajaan.

Biden berjanji selama kampanye presiden 2020 untuk menilai kembali hubungan AS-Saudi di mana sebagian alasannya adalah kasus pembunuhan Khashoggi. Sejak menjabat, dia telah mengakhiri penjualan senjata ofensif yang dapat digunakan Riyadh di Yaman dan menunjuk utusan khusus untuk meningkatkan upaya diplomat untuk mengakhiri perang saudara yang melelahkan di negara itu.

Selanjutnya: Vonis kasus Khashoggi menuai kritik dari luar negeri




TERBARU

[X]
×