Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Guna menopang mata uang dari tekanan dolar Amerika Serikat (AS), sejumlah bank sentral mulai melakukan intervensi pasar uang. Setelah Inggris yang masuk membeli surat berharga negara, kini Jepang mulai mengikuti langkah serupa.
Bank of Jepang (BoJ) melakukan intervensi mata uang dengan nominal terbesarnya. Bank sentral Jepang ini menyediakan dana hingga ¥ 5,5 triliun atau US$ 36,8 miliar, menurut perkiraan pialang uang Central Tanshi Co, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (27/10).
Pejabat tinggi kementerian keuangan Jepang telah menolak untuk mengkonfirmasi apakah mereka masuk ke pasar. Sebab BoJ harus mengubah strategi mereka setelah mata uang Yen melanjutkan penurunan Yen yang tajam sejak 1998, padahal BoJ sudah melakukan intervensi pertama pada tahun lalu.
“Kami memiliki sistem untuk memantau pasar uang dalam 24 jam sehari, 365 hari setahun, benar-benar 24/7, kapan saja, di mana saja, dan untuk melakukan respons yang diperlukan. Volatilitas tinggi menciptakan masalah serius bagi ekonomi, perusahaan, dan rumah tangga Jepang,” ujar pejabat kementerian keuangan kepada wartawan, Senin.
Baca Juga: Dibayangi Perlambatan Ekonomi, Pasar Smartphone Global Mulai Lesu
Yosuke Takahama, kepala manajer di Central Tanshi, memproyeksikan BOJ akan termasuk peningkatan surat berharga negara (SBN) senilai ¥ 5,5 triliun. Perhitungan serupa yang digunakan media lokal pada bulan September menempatkan intervensi bulan itu di antara ¥ 2,9 triliun hingga ¥ 3,6 triliun.
Angka intervensi resmi yang dirilis pada akhir bulan menunjukkan pemerintah menggunakan dana hingga ¥ 2,8 triliun untuk mempertahankan yen Jepang. Para ekonom enggan memberikan angka pasti tentang kemungkinan intervensi minggu lalu.
Tetapi banyak yang mengatakan kemungkinan lebih besar dari bulan lalu. Jepang kemungkinan menghabiskan lebih dari US$ 30 miliar minggu lalu untuk mendukung yen, Financial Times melaporkan
Nobuyasu Atago, kepala ekonom di Ichiyoshi Securities dan mantan pejabat BOJ, mengatakan, pemerintah menghabiskan lebih dari ¥ 4 triliun pada Jumat malam untuk mendukung yen dan sekitar ¥ 2 triliun pagi ini lagi untuk memperkuat yen.
Sebelumnya, Bank of England (BOE) melakukan intervensi di pasar obligasi untuk mencegah anjloknya mata uang dan pasar surat berharga lebih lanjut. BOE melakukan intervensi di pasar obligasi pemerintah atau gilt market dengan menjanjikan pembelian obligasi jangka panjang tanpa batas.
Kala itu, BOE memulai membeli obligasi senilai 1 miliar poundstgerling (US$1,07 miliar) yang jatuh tempo dalam 20 tahun atau lebih. Bank sentral Inggris disebut telah menyiapkan 5 miliar poundsterling untuk melakukan pembelian ini.
Baca Juga: Xi Jinping: China dan AS Harus Menemukan Cara untuk Bisa Bergaul