Sumber: USA Today | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat (NHTSA) membuka penyelidikan terhadap hampir 2,6 juta kendaraan Tesla setelah menerima laporan tentang beberapa kecelakaan yang diduga disebabkan oleh fitur kontrol jarak jauh.
Penyelidikan ini dimulai pada Senin setelah NHTSA menerima empat laporan kecelakaan terkait fitur Smart Summon dan Actually Smart Summon.
Kedua fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk menggerakkan kendaraan secara jarak jauh melalui aplikasi di ponsel. Namun, laporan menunjukkan bahwa fitur ini gagal mendeteksi rintangan seperti tiang atau kendaraan yang diparkir, sehingga menyebabkan kecelakaan.
Baca Juga: Awas! Harga Bitcoin dan Pasar Kripto Diprediksi Anjlok Tajam Akhir Maret
Apa Itu Fitur Actually Smart Summon?
Actually Smart Summon adalah versi terbaru dari fitur Smart Summon Tesla, yang dirancang untuk memungkinkan kendaraan bergerak ke lokasi yang ditentukan pengguna melalui aplikasi di ponsel. Tesla memperkenalkan fitur ini melalui video tutorial pada Oktober lalu.
Namun, NHTSA menyatakan bahwa telah menerima 12 keluhan terkait Smart Summon dan Actually Smart Summon, yang melibatkan kecelakaan serupa.
Dalam laporan tersebut, pengguna dilaporkan memiliki waktu reaksi yang sangat terbatas untuk mencegah kecelakaan akibat kendala jarak pandang atau waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan kendaraan melalui aplikasi.
Baca Juga: Kia Recall 22.000 Mobil Akibat Kesalahan Pekerja yang Lupa Mengencangkan Baut Kursi
Fokus Penyelidikan NHTSA
NHTSA melalui Kantor Investigasi Cacat (ODI) akan memeriksa beberapa aspek utama terkait fitur Actually Smart Summon. Penyelidikan mencakup kemampuan fitur ini dalam mendeteksi rintangan seperti kendaraan yang diparkir, tiang, atau halangan lainnya.
Selain itu, NHTSA juga akan menilai kecepatan maksimum yang dapat dicapai kendaraan saat fitur ini diaktifkan, terutama pada jalan umum. Potensi keterlambatan koneksi antara aplikasi ponsel dan sistem kendaraan akan menjadi salah satu perhatian utama, mengingat hal ini dapat memengaruhi kinerja fitur dalam situasi tak terduga.
Evaluasi akan mencakup keseluruhan operasi fitur, termasuk dampaknya pada kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat lunak Full Self-Driving (FSD).
Setelah penyelidikan awal, NHTSA akan menentukan apakah diperlukan peningkatan investigasi ke tahap analisis teknis sebelum mengambil keputusan mengenai penarikan produk (recall).
Baca Juga: Bank of America Menurunkan Peringkat Saham Tesla menjadi Neutral dari Buy
Model Tesla yang Diselidiki
Penyelidikan ini mencakup beberapa model Tesla dengan tahun produksi berikut:
- Model S: 2016–2025
- Model X: 2016–2025
- Model 3: 2017–2025
- Model Y: 2020–2025
Pada Oktober 2023, NHTSA juga membuka penyelidikan terhadap 2,4 juta kendaraan Tesla yang dilengkapi perangkat lunak FSD setelah menerima laporan empat kecelakaan, termasuk satu kecelakaan fatal.
Penyelidikan ini menunjukkan kekhawatiran terhadap keamanan sistem FSD Tesla secara keseluruhan.