Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Ekonomi Singapura tumbuh lebih baik dari proyeksi awal untuk periode kuartal ketiga tahun ini. Rabu (24/11), data resmi menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) Singapura tumbuh 7,1% secara tahunan (yoy) di kuartal III-2021.
Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengatakan, realisasi pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dari proyeksi awal yang dilihat pemerintah yang hanya 6,5%.
Alhasil, pemerintah Singapura memperkirakan, pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 7% untuk tahun 2021, sebelum tumbuh moderat pada tahun 2022 mendatang.
Realisasi pertumbuhan ekonomi Singapura ini juga lebih tinggi dari proyeksi analis dalam jajak pendapat Reuters, yang hanya 6,5% untuk kuartal III-2021.
Pada basis penyesuaian musiman kuartal-ke-kuartal, ekonomi Singapura tumbuh 1,3% pada kuartal III-2021.
Baca Juga: Miliarder kripto ini putuskan untuk membuang Ethereum, mengapa?
MTI menyebut, proyeksi pertumbuhan PDB sekitar 7,0% untuk tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yang ada dalam rentang 6% hingga 7%.
Sementara itu, untuk tahun depan, MTI memprediksi ekonomi Singapura tumbuh dalam kisaran 3%-5%.
"Pemulihan berbagai sektor ekonomi diperkirakan akan tetap tidak merata pada 2022," kata Gabriel Lim, Sekretaris Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura.
Dia mengharapkan, sektor yang berorientasi ekspor seperti manufaktur dan perdagangan grosir tetap kuat. Sementara aktivitas di sektor terkait penerbangan dan pariwisata akan tetap di bawah tingkat sebelum pandemi Covid-19 sepanjang 2022.
Singapura telah sepenuhnya memvaksinasi sekitar 85% dari 5,45 juta penduduknya, sudah mulai melonggarkan beberapa langkah pengamanan Covid-19 di minggu ini dan telah membuka jalur perjalanan bebas karantina dengan beberapa negara.
MTI menambahkan, gangguan pasokan yang berlarut-larut di samping kenaikan permintaan yang lebih kuat, serta kenaikan harga komoditas energi, dapat menyebabkan inflasi yang lebih persisten.
Di seluruh dunia, para pembuat kebijakan telah mengalihkan perhatian mereka pada risiko inflasi dari kendala pasokan dan pemulihan ekonomi global.
Baca Juga: Harga melonjak 80%, kripto ini siap salip Dogecoin dan Shiba Inu
Sementara itu, Bank sentral Singapura telah memperketat kebijakan moneternya dalam langkah mengejutkan pada pertemuan terakhir di bulan Oktober.
Data minggu ini menunjukkan, pengukur harga utama Singapura naik dengan laju tercepat dalam hampir tiga tahun pada bulan Oktober, terutama didorong oleh layanan yang lebih tinggi dan inflasi makanan.
Tinjauan kebijakan berikutnya dijadwalkan pada pertengahan April.
Singapura memperkirakan inflasi utama akan mencapai sekitar 2% untuk tahun ini, dan rata-rata inflasi dalam kisaran 1,5-2,5% pada tahun 2022.