kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ledakan Kilang Pipa di Turki, Bisa Kerek Harga Minyak Dunia


Jumat, 08 Agustus 2008 / 13:22 WIB


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Setelah sempat mengalami penurunan selama empat hari pada minggu lalu, harga minyak dunia terancam kembali naik. Harga kontrak minyak untuk pengantaran September pada pukul 9:07 tadi pagi waktu Sydney di bursa New York Mercantile Exchange mengalami penurunan 23 sen atau 0,2%, menjadi US$ 119,79 per barel.

Nah, kemarin, harga minyak naik US$1,44 atau 1,2% dan bertengger pada level US$ 120,02 per barel di New York. Padahal sebelumnya, pada minggu ini, harga minyak sempat turun mencapai US$ 117,11 per barel. Penurunan tersebut disebabkan oleh cadangan minyak A.S yang meningkat secara tidak terduga. Dapat dikatakan, angka tersebut sudah turun 20% sejak harga minyak menembus rekor tertinggi pada 11 Juli lalu yang mencapai US$ 147,27 per barel.

Kini, harga minyak bisa jadi kembali membara. Pasalnya, ada penutupan dan penghentian produksi di pipa kilang minyak Turki pada 5 Agustus lalu di Erzincan. Pipa yang mampu mengantarkan minyak mentah dari Azebaijan ke Mediterania itu, diperkirakan tutup selama dua minggu. Menurut Ali Gungor, gubernur provinsi Erzincan kemarin, pipa tersebut mampu mengantarkan sekitar 1 juta barel per hari.  

Kelompok separatis Kurdi mengaku bertanggungjawab atas ledakan tersebut. Menurut kantor berita Kurdi, Firat, dalam situsnya kemarin, Partai Pekerja Kurdi (PKK) mengklaim sebagai pihak yang meledakkan pipa tersebut. Sekadar informasi, PKK merupakan kelompok yang gencar  memperjuangkan otonomi Kurdi untuk wilayah Turki Tenggara selama dua dekade terakhir.

Para analis menilai, ledakan tersebut bisa menimbulkan dampak signifikan pada pergerakan harga minyak dunia. “Ledakan tersebut benar-benar berdampak pada harga minyak dunia. Apalagi, pipa tersebut belum pernah diserang sebelumnya. Dan sekarang, ledakan yang diklaim oleh kelompok Kurdi itu membuka realitas baru adanya frustrasi politik dan pengurangan suplai dunia,” kata Peter Beutel, presiden Cameron Hanover Inc.

Analis senior BNP Paribas SA Harry Tchilinguirian bilang, produksi minyak dari wilayah Caspian memiliki peran penting dalam menambah suplai dari negara non-OPEC tahun ini. Pasalnya, tambahan tersebut bisa ikut mendongkrak pertumbuhan ekspor minyak dari Rusia. “Area tersebut merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan suplai minyak yang cepat,” katanya.  

Asal tahu saja, rata-rata produksi minyak dari Rusia dan negara-negara bekas jajahannya per hari pada 2007 lalu mencapai 12,8 juta barel. Menurut BP Statistical Review of World Energy, jumlah tersebut sudah termasuk produksi dari Azerbaijan sebanyak 868 ribu barel per hari. Data dari Departemen Energi A.S bilang, Negeri Paman Sam itu pada Mei lalu, mengimpor sekitar 68 ribu barel per hari dari Azerbaijan. Pada Juni lalu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev bilang, negaranya  berencana memproduksi sekitar 1,2 juta barel per hari tahun depan. 

Sementara itu, kenaikan harga minyak juga dibayang-bayangi berkurangnya produksi minyak Rusia, yang merupakan produsen minyak terbesar di luar OPEC. Bulan lalu, produksi Rusia hanya mencapai 9,78 barel per hari. Menurut pemerintah Rusia, jumlah tersebut turun 1,1% dari produksi tahun lalu. Para perusahaan tambang minyak di negara tersebut menghadapi beberapa masalah seperti ladang yang sudah tua dan tingginya ongkos produksi.

 
 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×