kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lewat ritual Sokui no Rei, Kaisar Jepang Naruhito resmi naik takhta


Selasa, 22 Oktober 2019 / 16:17 WIB
Lewat ritual Sokui no Rei, Kaisar Jepang Naruhito resmi naik takhta
Kaisar Jepang Naruhito menjalankan seremoni Sokuirei-Seiden-no-gi, di Istana Kerajaan, Tokyo (22/10).


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kaisar Jepang Naruhito menyatakan secara resmi naik takhta pada Selasa (22/10) dalam upacara yang dihadiri pejabat tinggi lebih dari 180 negara, dan berjanji untuk memenuhi tugasnya sebagai simbol negara.

Naruhito menjadi kaisar dan istrinya Masako sebagai permaisuri pada 1 Mei dalam upacara singkat. Tapi, Sokui no Rei yang berlangsung hari ini adalah ritual yang lebih kompleks, termasuk Naruhito secara resmi mengumumkan perubahan statusnya ke dunia.

"Saya bersumpah, akan bertindak sesuai konstitusi dan memenuhi tanggungjawab saya sebagai simbol negara dan persatuan rakyat," kata pria 59 tahun ini dengan suara sedikit serak, di depan sekitar 2.000 tamu termasuk Pangeran Charles dari Inggris, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Ma'ruf Amin bertolak ke Jepang hadiri acara penobatan kaisar Naruhito

"Saya dengan tulus berharap, Jepang akan berkembang lebih lanjut dan berkontribusi bagi persahabatan dan kedamaian komunitas internasional, dan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia melalui kebijaksanaan rakyat dan upaya tanpa henti," ujar Naruhito.

Kaisar Jepang pertama yang lahir setelah Perang Dunia Kedua, Naruhito, menyetujui menerima takhta saat sang ayah, Akihito. Akihito jadi kaisar Jepang pertama yang turun tahta dalam dua abad terakhir, setelah khawatir usia yang bertambah akan mempersulitnya melakukan tugas resmi.

Perayaan yang sudah lama direncanakan itu dan dinyatakan sebagai hari libur nasional sejatinya "dihancurkan" oleh Topan Hagibis yang menewaskan sedikitnya 82 orang ketika merobek-robek Jepang 10 hari lalu. Dan, hujan deras turun di awal Selasa.

Baca Juga: Tak kuat menahan sakit, Presiden Duterte pulang cepat saat penobatan kaisar Jepang

Alhasil, parade ditunda hingga bulan depan untuk memungkinkan pemerintah mencurahkan perhatiannya untuk melakukan penanganan pasca topan. Sementara cuaca buruk hari ini memaksa istana mengurangi jumlah anggota kerajaan dengan jubah kuno yang mengambil bagian dalam upacara di halaman, meskipun langit cerah saat acara itu dimulai.

Setelah terdengar bunyi gong di Matsu-no-Ma atau Hall of Pine, ruangan paling bergengsi di istana, dua anggota kerajaan membungkuk dalam-dalam dan menarik kembali tirai ungu di Takamikura setinggi 6,5 meter, paviliun yang beratnya sekitar 8 ton.

Naruhito berdiri di depan singgasana sederhana, mengenakan jubah berkelir oranye menyala dan hiasan kepala hitam, dengan pedang kuno dan kotak permata, dua dari tiga yang disebut Tiga Harta Karun Suci, ada di sampingnya.

Baca Juga: Menengok pelaksanaan gladi resik penobatan kaisar baru Jepang

Permaisuri Masako, 55 tahun, yang lulusan Universitas Harvard mengenakan jubah setebal 12 lapis dengan rambut mengalir di punggungnya, berdiri di depan singgasana yang lebih kecil di samping kaisar. Jubah tradisional semacam itu bisa memiliki berat sekitar 15 kilogram.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyampaikan pidato ucapan selamat, sebelum berkumpul dengan tamu negara termasuk Pangeran Akishino, adik lelaki kaisar, dan keluarganya, semua memakai jubah berwarna cerah. Tamu-tamu lain yang hadir, seperti Menteri Transportasi Amerika Serikat Elaine Chao dan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.

Abe memimpin trio sorakan "banzai" atau "umur panjang" untuk kaisar, sebelum tembakan salvo sebanyak 21 kali.

Baca Juga: Kaisar baru Jepang Naruhito bersumpah akan mengikuti jejak ayahnya

"Karena dia masih muda dan energik dengan kepemimpinan yang luar biasa, saya berharap dia akan mendukung rakyat Jepang, yang telah menghadapi bencana dan topan yang berkelanjutan," kata Tomoko Shirakawa, 51 tahun, yang berada di antara kerumunan warga yang memegang payung yang memadati kawasan di depan istana, kepada Reuters.

Pemerintah Jepang mengampuni sekitar setengah juta orang yang dihukum karena kejahatan kecil, seperti pelanggaran lalu lintas, untuk menandai hari penobatan Kaisar Naruhito.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×