kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.194   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.166   -47,67   -0,66%
  • KOMPAS100 1.046   -6,28   -0,60%
  • LQ45 812   -4,38   -0,54%
  • ISSI 225   -0,62   -0,28%
  • IDX30 425   -1,53   -0,36%
  • IDXHIDIV20 501   -3,33   -0,66%
  • IDX80 118   -0,31   -0,27%
  • IDXV30 119   -0,59   -0,49%
  • IDXQ30 138   -0,59   -0,42%

Liu Yiqian: Kolektor benda seni bersejarah (4)


Jumat, 08 Mei 2015 / 14:52 WIB
Liu Yiqian: Kolektor benda seni bersejarah (4)
ILUSTRASI. Asuransi jiwa komitmen jaga rasio RBC di atas treshold./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/12/07/2020.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Tri Adi

Selain piawai mengelola bisnis, Liu Yiqian juga menjadi kolektor benda-benda seni. Tidak sedikit uang yang dia belanjakan untuk membeli benda-benda seni bernilai artistik tinggi, yang umumnya berasal dari China. Salah satu koleksi Yiqian yang bernilai fantastis adalah cangkir berusia lebih dari lima abad yang dibelinya tahun lalu senilai US$ 36 juta. Tak heran, mantan penjual tas kaki lima ini dikenal sebagai pengusaha sukses yang tak lupa akar budaya bangsa.

Selain sebagai miliarder, Liu Yiqian juga kondang sebagai kolektor seni di China. Tak jarang, dia rela merogoh kocek sangat dalam demi berburu karya seni bernilai artistik tinggi.

Bersama sang istri, Wang Wei, pria pemilik harta kekayaan senilai US$ 1,56 miliar itu banyak menginvestasikan dana mereka, khususnya dalam bentuk karya seni asal Negeri Panda. Saat ini, mereka memiliki tempat pameran di Shanghai yang dikenal sebagai The Long Museum.

Di tempat tersebut, tersimpan sekitar 200 karya yang bisa diakses publik. Sejumlah karya mulai dari porselen, lukisan minyak dan tinta, sketsa, hingga karya seni patung, terawat apik di tempat itu.

Kini, sang taipan berusia 52 tahun tersebut memiliki koleksi benda seni baru berupa vas. Dia membeli vas yang dibuat pada masa Dinasti Song, dari lelang di Hong Kong pada April 2015. Untuk mendapatkan benda ini, Yiqian merogoh kocek hingga HK$ 113,90 juta atau setara US$ 14,70 juta.

Banyak cerita menarik dari proses pembelian benda-benda bersejarah itu. Yiqian terkenal cukup berani menawar benda yang diinginkannya dengan harga tinggi, termasuk vas itu.

Yiqian sangat tertarik dengan vas ini lantaran arsitekturnya yang sangat sederhana namun elegan. Artefak berusia 700 tahun itu berwarna hijau kebiru-biruan, seperti telur asin, dengan corong melebar. Vas langka ini sempat menjadi koleksi Museum Istana Taipei dan Beijing, serta menjadi koleksi pribadi kolektor asal Jepang, selama 40 tahun terakhir.

Koleksi Yiqian yang paling spektakuler adalah cangkir bergambar ayam (chiken cup). Cangkir ini berdiameter 3,1 inci, dan berdekorasi gambar seekor ayam jantan, betina dan anak ayam, dihiasi ukiran bunga berwarna merah. Dia membeli cangkir tersebut seharga £ 21 juta atau setara US$ 36 juta.

Cangkir ini diproduksi pada zaman kekaisaran Chenghua yang berkuasa pada tahun 1.464 hingga 1.487. Artinya, cangkir mungil tersebut sudah berumur lebih dari lima abad.

Yiqian memutuskan menyimpan cangkir ini sebagai koleksi pribadi yang tidak dipamerkan di museum miliknya, dan akan setia menemaninya meminum teh saban hari. Dia merasa sangat senang kala menuangkan teh ke dalam cangkir dan kemudian menyeruputnya. "Kaisar telah menggunakannya dan sekarang saya. Saya hanya ingin merasakan bagaimana rasanya," ucap Yiqian kepada Wall Street Journal.

Koleksi benda seni Yiqin yang paling kuno dalam sejarah adalah Thangka, sebuah lukisan di atas sutra bersulam asal Tibet. Ia membeli benda tersebut pada November 2014 seharga HK$ 348 juta atau setara US$ 45 juta.

Benda tersebut berusia 600 tahun, dengan gambar makhluk suci Budha dan mandala. Koleksi lain dari Tibet adalah patung perunggu seharga US$ 4,90 juta.

Kegilaan Yiqian terhadap karya seni mendapat dukung dari masyarakat dan pemerintah. Tak seperti kebanyakan orang kaya yang gemar menghabiskan uang dengan mengunjungi kasino atau bermain golf, Yiqian memilih membeli benda-benda seni.

Pemerintah China mengapresiasi upaya Yiqian memulangkan artefak budaya China yang masih banyak tersebar di luar negeri. Ribuan patung, keramik dan ukiran batu giok memang sempat hilang akibat penjarahan oleh pasukan asing pada masa lalu.

Bagi banyak orang, Yiqian boleh jadi menjadi ikon pengusaha China yang sukses membangun ekonomi sekaligus mengembangkan akar budaya. "Kekayaan tidak bisa mengubah saya, menjadi pribadi yang berbeda," tutur pria yang dijuluki tuan eksentrik oleh karyawannya karena kebiasaan dia memakai kaus oblong itu.             

(Selesai)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×