kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Begini Cara Kerja 'Golden Dome' Trump Senilai Rp 2.800 Triliun yang Mengguncang Dunia


Minggu, 25 Mei 2025 / 12:39 WIB
Begini Cara Kerja 'Golden Dome' Trump Senilai Rp 2.800 Triliun yang Mengguncang Dunia
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan proyek ambisius bernama “Golden Dome”, sebuah sistem pertahanan rudal futuristik. REUTERS/Brian Snyder


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan proyek ambisius bernama “Golden Dome”, sebuah sistem pertahanan rudal futuristik yang akan melibatkan penempatan senjata di luar angkasa.

Dalam pengarahan di Gedung Oval pada Selasa (20 Mei), Trump menggambarkan proyek ini sebagai pilar baru keamanan nasional AS—dan salah satu proyek militer paling ambisius sepanjang sejarah modern.

Apa Itu “Golden Dome”?

Mengutip ladbible, Golden Dome adalah sistem pertahanan rudal yang dirancang untuk melindungi Amerika Serikat dari serangan rudal balistik, hipersonik, dan orbit, baik dari darat maupun luar angkasa. Proyek ini akan menggabungkan sensor luar angkasa, peluncur darat dan laut, serta teknologi intersepsi berbasis satelit.

“Setelah selesai dibangun, Golden Dome akan mampu mencegat rudal bahkan jika diluncurkan dari sisi lain dunia, atau dari luar angkasa,” ujar Trump.

Baca Juga: Perang Dagang Memanas Lagi! Trump Ancam Pajak iPhone dan Tarif Brutal untuk Uni Eropa

Trump menyatakan bahwa sistem ini akan beroperasi penuh sebelum akhir masa jabatannya di 2029, dan menyebut perusahaan seperti Lockheed Martin, Boeing, dan SpaceX milik Elon Musk sebagai kandidat utama kontraktor proyek ini.

Bagaimana Cara Kerja Golden Dome?

Meski visualisasi awal di Gedung Putih menunjukkan gambar menyerupai kubah kaca raksasa di atas Amerika Utara, realisasinya jauh lebih kompleks. Sistem ini diyakini akan:

  • Menggunakan jaringan satelit orbit rendah (LEO) untuk mendeteksi ancaman secara real-time.

  • Melibatkan interceptor berbasis luar angkasa dan peluncur rudal di darat untuk menghancurkan proyektil sebelum mencapai target.

  • Mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk perhitungan lintasan dan pengambilan keputusan cepat.

Sistem ini disebut-sebut sebagai versi luar angkasa dari “Iron Dome” milik Israel, namun dengan cakupan dan jangkauan global.

Baca Juga: Greenland Capai Kesepakatan Mineral dengan Eropa, Jadi Pukulan Telak bagi Trump!

Mengapa AS Membutuhkan Golden Dome?

Dalam dokumen eksekutif sebelumnya, Gedung Putih menyebutkan bahwa ancaman paling “katastrofik” terhadap AS berasal dari rudal balistik, rudal hipersonik, dan serangan orbit.

Meskipun sistem seperti Patriot dan NORAD telah ada, para pejabat pertahanan menilai sistem lama tidak cukup andal untuk menghadapi teknologi canggih dari negara seperti China, Rusia, dan Iran.

Sistem baru ini akan dirancang untuk:

  • Mencegat rudal hipersonik yang dapat bermanuver dengan kecepatan lebih dari Mach 5.

  • Menangkal serangan menggunakan fractional orbital bombardment system (FOBS)—senjata yang dapat meluncur dari orbit rendah secara tak terduga.

Trump memperkirakan biaya Golden Dome sekitar US$ 175 miliar (Rp2.800 triliun). Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa biaya riil dapat membengkak hingga triliunan dolar, terutama jika mencakup pemeliharaan dan pengembangan teknologi baru dalam jangka panjang.

Baca Juga: Iran Melabeli Trump 'Orang Gila' saat Negosiasi Nuklir Memasuki Fase Kritis

Kontroversi: Musk, Kritik, dan Referensi “The Simpsons”

Reaksi publik dan pengamat kebijakan cukup beragam. Beberapa pihak menyebut proyek ini hanya cara lain untuk menyalurkan dana federal ke perusahaan milik Elon Musk, yang juga menjadi kontraktor favorit pemerintah AS dalam proyek luar angkasa.

Di media sosial, muncul pula lelucon yang membandingkan proyek ini dengan film The Simpsons (2007), di mana kota Springfield ditutup oleh kubah kaca raksasa dari pemerintah.

Pengumuman Trump segera memicu reaksi keras dari Beijing dan Moskow. Pemerintah China menyatakan bahwa proyek ini melanggar Prinsip Penggunaan Damai Luar Angkasa yang tertuang dalam Outer Space Treaty.

“Amerika terobsesi pada keamanan absolut untuk dirinya sendiri, yang justru mengganggu keseimbangan strategis global,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.

Sementara itu, Kremlin menilai proyek ini sebagai ancaman terhadap stabilitas global dan menyerukan dimulainya kembali perundingan pengendalian senjata strategis dengan AS.

Selanjutnya: Pelanggan PLN 2.200 VA Tak Kebagian Diskon Listrik 50% Mulai 5 Juni 2025

Menarik Dibaca: Benarkah Oatmeal Bagus Dikonsumsi saat Diet? Ini Jawabannya




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×