Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan mengumumkan arah kebijakan dan penunjukan pimpinan proyek pertahanan rudal ambisius "Golden Dome" pada Selasa (20/5) waktu setempat.
Dua pejabat AS menyebut, proyek bernilai puluhan miliar dolar ini akan dipimpin oleh Jenderal Michael Guetlein dari United States Space Force.
Trump akan menggelar pengumuman resmi pada pukul 15.00 waktu setempat (ET) di Gedung Putih bersama Menteri Pertahanan Pete Hegseth.
Baca Juga: Puluhan Ribu Pegawai Federal AS Mundur di Tengah Ancaman PHK dari Pemerintahan Trump
Golden Dome dirancang sebagai sistem pertahanan rudal berbasis luar angkasa, terdiri dari jaringan satelit yang mampu mendeteksi, melacak, dan bahkan mencegat rudal musuh sejak fase awal peluncuran.
Proyek ini disebut-sebut sebagai pilar utama dalam rencana modernisasi militer Trump.
Proyek ini dipesan langsung oleh Trump sejak Januari lalu.
Meski begitu, pendanaan Golden Dome masih belum jelas. Usulan awal sebesar US$25 miliar untuk tahap pertama tercantum dalam paket anggaran pertahanan senilai US$150 miliar.
Namun, dana tersebut terkait dengan RUU rekonsiliasi yang masih terhambat di Kongres.
“Tanpa lolosnya RUU rekonsiliasi, pendanaan Golden Dome bisa batal. Ini mengancam seluruh timeline proyek,” kata seorang eksekutif industri yang mengikuti program tersebut.
Baca Juga: Trump Sebut Rusia-Ukraina Setuju Gelar Perundingan, Putin Ucapkan Terima Kasih
SpaceX, Palantir, dan Anduril Masuk Bursa Proyek
Perhatian publik juga tertuju pada keterlibatan perusahaan-perusahaan teknologi besar dalam proyek ini.
Konsorsium yang dipimpin SpaceX disebut menjadi kandidat utama untuk membangun sebagian besar sistem Golden Dome, bersaing dengan Palantir dan Anduril.
Namun, pendekatan "langganan" yang ditawarkan SpaceX di mana pemerintah membayar untuk akses teknologi alih-alih memilikinya menuai kekhawatiran dari sejumlah pejabat Pentagon.
Mereka menilai model ini berisiko mahal dalam jangka panjang dan menimbulkan masalah kendali.
Kontroversi makin memanas setelah 42 anggota parlemen dari Partai Demokrat yang dipimpin Senator Elizabeth Warren dan Rep.
Greg Casar meminta investigasi atas peran Elon Musk dalam proses tender.
Musk, yang dikenal sebagai penasihat khusus Trump dan donatur kampanye besar dengan sumbangan lebih dari US$250 juta, dituding memiliki konflik kepentingan.
Baca Juga: Meski Ditentang Trump, IPhone 'Made in India' Siap Meluncur ke Pasar AS Juni 2025
Meniru Iron Dome, Tapi Lebih Ambisius
Golden Dome terinspirasi dari sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel, namun skalanya jauh lebih besar dan berbasis ruang angkasa.
Selain satelit pengintai, sistem ini juga akan mencakup satelit penyerang yang bisa menembak jatuh rudal musuh di luar angkasa.
Jika berjalan sesuai rencana, Golden Dome akan menjadi proyek pertahanan paling ambisius dan kontroversial dalam sejarah militer AS dengan tantangan politik, teknis, dan pendanaan yang tidak kecil.