Sumber: Time,New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Rumah sakit menjanjikan hasil tes dalam waktu tiga hari, kemudian memperpanjangnya menjadi lima. Sementara itu, ia menjadi prihatin dengan prosedur yang longgar di rumah sakit, mengatakan bahwa beberapa tenaga medis datang ke daerah isolasi tanpa topeng atau melemparkan pakaian pelindung mereka ke lantai.
Wanita lain, Alla Ilyina, mengatakan dalam sebuah postingan di Instagram, dia sakit tenggorokan beberapa hari setelah kembali ke St. Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia, dari Hainan. Ilyina menelepon layanan darurat, dan petugas medis membawanya ke rumah sakit untuk pengujian virus corona, berjanji untuk membiarkannya pergi setelah 24 jam.
Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 60.329, meninggal 1.369,sembuh 5.995 (13/2-11.03 WIB)
Hari berikutnya dia diberitahu hasil tesnya negatif untuk virus corona, tetapi harus tetap dikarantina selama dua minggu.
Ilyina mengatakan kepada harian Fontanka bahwa kamar isolasinya sangat buruk. Tidak ada buku atau Wi-Fi, tidak ada sampo, keranjang sampah yang tidak pernah dikosongkan, pintu diamankan dengan kunci elektronik. Karena frustrasi, dia menemukan cara untuk merusak kunci elektronik dan melarikan diri dari rumah sakit pada hari Jumat.
Baca Juga: Jumlah korban meroket, Ketua Partai Komunis Provinsi Hubei China dipecat
Sementara itu, New York Times memberitakan, dua warga negara China yang dirawat di rumah sakit Rusia karena terinfeksi COVID-19 bulan lalu telah sepenuhnya pulih dari penyakit dan dipulangkan dari rumah sakit minggu ini.
Seorang turis dari China yang dirawat di rumah sakit di wilayah Zabaykalye di Siberia timur diperbolehkan pulang pada hari Rabu setelah menjalani serangkaian tes yang menunjukkan bahwa ia tidak lagi terinfeksi. "Dia benar-benar sehat dan tidak membahayakan orang-orang di sekitarnya,” kata pejabat kesehatan setempat.
Baca Juga: Kemendag terbitkan aturan penghentian sementara impor binatang hidup dari China
Pada hari Selasa, sebuah rumah sakit di wilayah Tyumen di Siberia barat memperbolehkan pulang seorang mahasiswi yang juga didiagnosis menderita COVID-19. Kedua pasien, kata pejabat, menderita batuk ringan.
Rusia melaporkan dua kasus yang dikonfirmasi pada 31 Januari. Sejak mewabahnya virus corona, pemerintah negara itu telah menghentikan sebagian besar lalu lintas udara ke China. Semua kereta api yang menghubungkan Rusia ke China dan Korea Utara juga telah ditangguhkan. Adapun perbatasan darat Rusia dengan China dan Mongolia ditutup.