Sumber: Time,New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Time memberitakan, seorang pasien terinfeksi virus corona melompat keluar dari jendela rumah sakit untuk melarikan diri dari karantina. Sementara, dua orang pasien lain berhasil keluar dengan menonaktifkan kunci elektronik.
Dua wanita Rusia yang ditahan di ruang isolasi karena kemungkinan diduga terinfeksi oleh virus corona mengatakan mereka melarikan diri dari rumah sakit karena dokternya tidak kooperatif, kondisi yang buruk dan takut mereka akan terinfeksi. Otoritas kesehatan Rusia belum mengomentari keluhan mereka.
Melansir Time, insiden itu terjadi di tengah merebaknya virus corona di China yang telah menginfeksi lebih dari 14.000 orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Dampak wabah corona, pemerintah dorong pemberian insentif pada maskapai penerbangan
Di Rusia, hanya dua kasus COVID-19 yang dilaporkan. Namun demikian, pihak berwenang mengambil langkah besar untuk mencegah penyebaran penyakit baru dan merawat ratusan orang yang kembali dari Tiongkok sebagai tindakan pencegahan.
Banyak dari mereka yang dikarantina di rumah sakit Rusia yang berbeda mengeluhkan kondisi ruang isolasi yang buruk dan kurangnya kerja sama dari dokter, sehingga merasa tidak yakin tentang protokol karantina.
Baca Juga: Kekhawatiran penyebaran virus corona membuat harga minyak Brent berbalik melemah
Kedua wanita itu mengatakan kejadian tak mengenakkan di rumah sakit yang mereka alami dimulai setelah kembali dari Hainan, wilayah tropis China yang populer di kalangan wisatawan Rusia.
Dalam sebuah akun panjang di Instagram yang diterbitkan pada hari Jumat, seorang wanita dengan nama layar GuzelNeder mengatakan putranya terserang batuk dan demam 37,3 C (99,2 F) empat hari setelah keluarga kembali ke rumah mereka di kota Samara.
Baca Juga: Kemenlu tegaskan 78 WNI kru kapal pesiar Diamond Princess sehat
Dia menelepon layanan darurat, yang mendiagnosis bocah laki-laki itu menderita infeksi pernapasan virus dan mengatakan ibu dan putranya harus pergi ke rumah sakit untuk menjalani tes corona.
Rumah sakit menjanjikan hasil tes dalam waktu tiga hari, kemudian memperpanjangnya menjadi lima. Sementara itu, ia menjadi prihatin dengan prosedur yang longgar di rumah sakit, mengatakan bahwa beberapa tenaga medis datang ke daerah isolasi tanpa topeng atau melemparkan pakaian pelindung mereka ke lantai.
Wanita lain, Alla Ilyina, mengatakan dalam sebuah postingan di Instagram, dia sakit tenggorokan beberapa hari setelah kembali ke St. Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia, dari Hainan. Ilyina menelepon layanan darurat, dan petugas medis membawanya ke rumah sakit untuk pengujian virus corona, berjanji untuk membiarkannya pergi setelah 24 jam.
Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 60.329, meninggal 1.369,sembuh 5.995 (13/2-11.03 WIB)
Hari berikutnya dia diberitahu hasil tesnya negatif untuk virus corona, tetapi harus tetap dikarantina selama dua minggu.
Ilyina mengatakan kepada harian Fontanka bahwa kamar isolasinya sangat buruk. Tidak ada buku atau Wi-Fi, tidak ada sampo, keranjang sampah yang tidak pernah dikosongkan, pintu diamankan dengan kunci elektronik. Karena frustrasi, dia menemukan cara untuk merusak kunci elektronik dan melarikan diri dari rumah sakit pada hari Jumat.
Baca Juga: Jumlah korban meroket, Ketua Partai Komunis Provinsi Hubei China dipecat
Sementara itu, New York Times memberitakan, dua warga negara China yang dirawat di rumah sakit Rusia karena terinfeksi COVID-19 bulan lalu telah sepenuhnya pulih dari penyakit dan dipulangkan dari rumah sakit minggu ini.
Seorang turis dari China yang dirawat di rumah sakit di wilayah Zabaykalye di Siberia timur diperbolehkan pulang pada hari Rabu setelah menjalani serangkaian tes yang menunjukkan bahwa ia tidak lagi terinfeksi. "Dia benar-benar sehat dan tidak membahayakan orang-orang di sekitarnya,” kata pejabat kesehatan setempat.
Baca Juga: Kemendag terbitkan aturan penghentian sementara impor binatang hidup dari China
Pada hari Selasa, sebuah rumah sakit di wilayah Tyumen di Siberia barat memperbolehkan pulang seorang mahasiswi yang juga didiagnosis menderita COVID-19. Kedua pasien, kata pejabat, menderita batuk ringan.
Rusia melaporkan dua kasus yang dikonfirmasi pada 31 Januari. Sejak mewabahnya virus corona, pemerintah negara itu telah menghentikan sebagian besar lalu lintas udara ke China. Semua kereta api yang menghubungkan Rusia ke China dan Korea Utara juga telah ditangguhkan. Adapun perbatasan darat Rusia dengan China dan Mongolia ditutup.