kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Maduro tuding CIA komandoi aksi terorisme di Venezula


Rabu, 23 September 2020 / 10:21 WIB
Maduro tuding CIA komandoi aksi terorisme di Venezula
ILUSTRASI. Presiden Venezula Nicolas Maduro menaruh menuding CIA terlibat dalam serangkaian aksi terorisme di negaranya.


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - CARACAS. Presiden Venezula Nicolas Madura menuding Presiden AS Donald Trump telah memberikan izin pada CIA untuk melakukan operasi teroris rahasia ke berbagai sasaran di Venezuela.

Maduro menyebutkan beberapa sektor yang menjadi target CIA mulai dari minyak, pasokan listrik, hingga militer.

"Mereka telah memberi CIA lampu hijau untuk datang dengan agen langsung dan melakukan operasi rahasia dan teroris terhadap minyak, listrik, militer, dan target lainnya," ungkap Maduro dalam wawancaranya dengan statsiun televisi negara, dikutip oleh Sputnik News.

Terkait dengan masalah tersebut, Maduro juga mengklaim bahwa mata-mata yang baru ditangkap di Falcon State, sempat menjabat sebagai operator komunikasi di pangkalan CIA Irak antara tahun 2006 dan 2016.

Baca Juga: Lantang! Kuba sebut AS ancaman keamanan dunia di sidang PBB

Maduro turut menyinggung kembali keterlibatan Administrasi Penegakan Narkoba AS (DEA) yang dituding berperan dalam menyerang Venezuela dan menggulingkan Caracas.

"DEA tidak terlibat dengan kelompok penyelundup narkoba di Kolombia untuk menyerang Venezuela, hal yang baru adalah mereka telah menyetujui bahwa CIA terlibat di dalam operasi serangan teroris di Venezuela," ungkap Maduro.

Awal tahun ini, 13 orang ditangkap oleh pasukan keamanan Venezuela atas tuduhan terorisme dan penyelundupan senjata. Dua di antaranya kemudian diidentifikasi sebagai warga AS dengan nama Luke Denman dan Airan Barry.

Baca Juga: Jepang mengundang AS untuk latihan militer gabungan di sekitar Senkaku

Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa kelompok tersebut terdiri dari perantara kepala kemanan presiden AS atau penasihat kemanan Donald Trump.

Menteri Dalam Negeri Venezuela Nestor Reverol mengklaim bahwa salah satu pria itu adalah agen DEA. Namun, DEA membantah tuduhan tersebut.

Tidak hanya AS, Maduro juga mengarahkan kecurigaannya kepada Presiden Colombia Ivan Duque. Menuduhnya terlibat dalam serangkaian kekacauan di Venezuela.

"Ivan Duque secara langsung mengontrol geng-geng perdagangan narkoba di sejumlah lokasi untuk mempersiapkan pasukan pembunuh bayaran dan teroris untuk datang dan menyerang Venezuela dalam beberapa minggu mendatang," papar Moduro, Selasa (22/9).

Baca Juga: 5 Fakta Pablo Escobar, gembong narkoba Kolombia yang mendunia

Tudingan serius dari Maduro ini keluar satu hari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan sanksi terhadap Maduro, Kementerian Pertahanan Iran, dan sejumlah pejabat Iran lainnya.

AS menilai Iran dan Venezuela dalam dua tahun belakangan telah melanggar embargo senjata yang diberlakukan oleh PBB.

Pemerintahan Trump bahkan menawarkan hadiah hingga $15 juta untuk informasi yang mampu membantu penangkapan Maduro serta pejabat tinggi lain seperti Ketua Mahkamah Agung Maikel Moreno.

Selanjutnya: Hari ini dalam sejarah: Perang Irak-Iran pecah, jadi perang terlama di era modern



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×