Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa kelompok tersebut terdiri dari perantara kepala kemanan presiden AS atau penasihat kemanan Donald Trump.
Menteri Dalam Negeri Venezuela Nestor Reverol mengklaim bahwa salah satu pria itu adalah agen DEA. Namun, DEA membantah tuduhan tersebut.
Tidak hanya AS, Maduro juga mengarahkan kecurigaannya kepada Presiden Colombia Ivan Duque. Menuduhnya terlibat dalam serangkaian kekacauan di Venezuela.
"Ivan Duque secara langsung mengontrol geng-geng perdagangan narkoba di sejumlah lokasi untuk mempersiapkan pasukan pembunuh bayaran dan teroris untuk datang dan menyerang Venezuela dalam beberapa minggu mendatang," papar Moduro, Selasa (22/9).
Baca Juga: 5 Fakta Pablo Escobar, gembong narkoba Kolombia yang mendunia
Tudingan serius dari Maduro ini keluar satu hari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan sanksi terhadap Maduro, Kementerian Pertahanan Iran, dan sejumlah pejabat Iran lainnya.
AS menilai Iran dan Venezuela dalam dua tahun belakangan telah melanggar embargo senjata yang diberlakukan oleh PBB.
Pemerintahan Trump bahkan menawarkan hadiah hingga $15 juta untuk informasi yang mampu membantu penangkapan Maduro serta pejabat tinggi lain seperti Ketua Mahkamah Agung Maikel Moreno.