Sumber: Channel News Asia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Mahathir Mohamad mengundurkan diri sebagai perdana menteri Malaysia. Hal ini masih diikuti oleh rentetan kejadian yang mengagetkan politik Malaysia.
Dilansir dari News Channel Asia, Mahathir juga mengundurkan diri dari posisinya sebagai ketua partai Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Baca Juga: Politik Malaysia panas usai Mahathir mundur, bursa saham Malaysia dan ringgit rontok
Tak cuma sampai di situ, Bersatu pun keluar dari koalisi Pakatan Harapan (PH) yang saat ini berkuasa di parlemen Malaysia.
Gejolak politik Malaysia semakin menjadi setelah 11 anggota parlemen dari Parti Keadilan Rakyat (PKR) yang diusung Anwar Ibrahim, mengundurkan diri dari partai dan koalisi PH untuk membentuk blok independen baru di parlemen.
Presiden Bersatu Muhyiddin Yassin mengatakan dewan tertinggi partai membuat keputusan tersebut pada hari Minggu. "Keputusan itu dibuat setelah mempertimbangkan perkembangan politik saat ini dan masa depan negara itu menjadi pertimbangan," katanya.
Dia menambahkan bahwa semua anggota parlemen Bersatu telah menandatangani deklarasi untuk terus mendukung dan mempercayai Mahathir sebagai perdana menteri Malaysia.
Baca Juga: Mahathir Mohamad resmi mengundurkan diri sebagai perdana menteri Malaysia
Namun, Mahathir mengajukan pengunduran dirinya sebagai kepala pemerintahan dan sebagai ketua Bersatu pada Senin sore.
Rangkaian perkembangan tersebut mengikuti satu hari pertemuan oleh partai-partai politik pada hari Minggu, yang berpuncak dengan audiensi dengan raja Malaysia dan makan malam di sebuah hotel di Petaling Jaya.
Anwar Ibrahim mengakui perkembangan itu menjadi pengkhianatan oleh mitra koalisi kepada dirinya.
Baca Juga: Mahathir mundur, Wan Azizah berpeluang jadi perdana menteri wanita pertama Malaysia
Tindakan-tindakan ini dilihat sebagai upaya untuk menghentikannya dari menjadi perdana menteri berikutnya, sebagaimana disepakati di antara partai-partai PH ketika mereka bekerja sama untuk kampanye melawan Barisan Nasional yang penuh skandal dalam pemilihan umum 2018 lalu.
Partai PKR sendiri telah terhambat oleh perselisihan internal, dengan sekelompok anggota senior Bersatu dengan Azmin sebagai salah satu pentolan yang secara terbuka mendukung Mahathir untuk tetap menjadi perdana menteri, alih-alih menyerahkan tongkat estafet kepada Anwar.