Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad, dilarikan ke rumah sakit akibat kelelahan setelah menghadiri perayaan ulang tahunnya yang ke-100 pada akhir pekan lalu.
Kantor Mahathir mengonfirmasi bahwa tokoh politik senior tersebut kini berada dalam pengawasan medis di Institut Jantung Negara (IJN), Kuala Lumpur.
Didiagnosis Kelelahan, Diperkirakan Segera Pulang
Dalam pernyataan resminya pada Minggu, kantor Mahathir menyebut bahwa ia mengalami kelelahan setelah mengikuti rangkaian kegiatan ulang tahun dan saat ini tengah beristirahat dan dalam pemantauan dokter.
Baca Juga: Mahathir Mohamad Rayakan Ulang Tahun ke-100 dan Belum Berniat Pensiun
“Beliau sedang beristirahat, tetapi kami mengharapkan beliau dapat kembali ke rumah pada malam hari ini,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Mahathir, yang kini genap berusia 100 tahun, diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan telah menjalani beberapa kali operasi bypass. Ia juga beberapa kali dirawat di rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir, termasuk yang terbaru pada Oktober lalu karena infeksi saluran pernapasan.
Aktivitas Fisik Sebelum Dilarikan ke Rumah Sakit
Menurut laporan media lokal, Mahathir mengendarai mobil sendiri ke acara perayaan yang juga sekaligus merayakan ulang tahun ke-99 sang istri, Tun Dr. Siti Hasmah Mohd Ali, sehari sebelumnya. Ia bahkan sempat bersepeda selama satu jam sebelum terlihat kelelahan dan meninggalkan acara lebih awal.
Ulang tahun Mahathir sendiri jatuh pada Kamis (20/6), dan perayaan tersebut menjadi momen spesial bagi pasangan yang telah lama menjadi ikon politik Malaysia.
Baca Juga: Malaysia: China Siap Meneken Perjanjian Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara
Kiprah Politik Mahathir
Mahathir Mohamad adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah politik Malaysia. Ia menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun dari 1981 hingga 2003, menjadikannya pemimpin terlama dalam sejarah negara tersebut.
Pada 2018, ia kembali ke tampuk kekuasaan setelah memimpin koalisi oposisi meraih kemenangan bersejarah dalam pemilu. Namun, pemerintahannya yang kedua berakhir kurang dari dua tahun kemudian karena gejolak politik internal.