Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat
Operasi perisai musim semi
Sejak Desember 2019, pasukan al-Assad mengintensifkan ofensif mereka untuk menguasai provinsi Idlib, tempat kubu pemberontak terakhir di Suriah bertahan yang didukung Turki.
Operasi itu telah mengakibatkan perpindahan internal hampir satu juta warga Suriah, mayoritas melarikan diri ke perbatasan Turki, dan menewaskan sedikitnya 300 warga sipil.
Baca Juga: Militer Turki tembak jatuh dua jet tempur Suriah, konflik di Idlib kian panas
Di bawah perjanjian Sochi 2018 dengan Rusia, yang menetapkan Idlib sebagai zona de-eskalasi, Turki mendirikan beberapa titik pengamatan di seluruh provinsi, tetapi mengalami kerugian besar ketika pasukan Suriah menargetkan pasukan Turki.
Turki pun meluncurkan operasi militer yang disebut Spring Shield, intervensi keempat dan terbesarnya ke dalam perang saudara sembilan tahun Suriah. Itu datang sebagai tanggapan atas pembunuhan 34 tentara Turki di Idlib pekan lalu, serangan paling mematikan terhadap tentara Turki dalam beberapa dekade.
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, sejauh ini lebih dari 2.500 tentara Suriah telah "dinetralkan" - sebuah istilah yang berarti terluka, ditangkap atau dibunuh.
Seorang tentara Turki tewas dalam pertempuran Selasa (3/3), Menteri Pertahanan Hulusi Akar dikutip oleh stasiun televisi NTV.
Ketua Partai Gerakan Nasionalis kanan-jauh Turki (MHP), Devlet Bahceli, mengatakan di Ankara, ancaman dari seberang perbatasan menuntut tindakan militer.
"Turki tidak bercanda. Masalah Idlib secara langsung terkait dengan kelangsungan hidup dan perlindungan tanah air. Rusia dan Suriah seharusnya tidak mencoba kesabaran Turki lagi," kata Bahceli.
Baca Juga: Rusia dan Turki saling mengancam dengan pengerahan kekuatan militer di Suriah