Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BAGHDAD. Serangan udara yang menargetkan pasukan Mobilisasi Populer Irak yang berada di bawah payung milisi Syiah yang didukung Iran di dekat kamp Taji, Utara Baghdad, menewaskan enam orang dan melukai tiga lainnya.
Sumber Reuters di militer Irak menyebutkan, dua dari tiga kendaraan milik milisi yang membentuk konvoi terbakar dengan enam mayat yang terbakar. Serangan terjadi pada Sabtu (4/1) dinihari, pukul 1:12 waktu setempat.
Televis Pemerintah Irak menyatakan, serangan udara militer Amerika Serikat itu menargetkan seorang milisi Irak. Tapi, tidak mengungkapkan nama milisi atau memberikan perincian lebih lanjut.
Sebelumnya, serangan udara militer AS membunuh Pemimpin Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Jumat (3/1) pagi di Bandara Baghdad. Serangan itu juga menewaskan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, ia memerintahkan pembunuhan Soleimani. "Kami mengambil tindakan untuk menghentikan perang. Kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang," ujarnya kepada wartawan di Resor Mar-a-Lago, Floirda, Jumat (3/1).
"Soleimani merencanakan serangan yang segera dan seram terhadap para diplomat dan personel militer Amerika, tetapi kami menangkap dan menghentikannya," kata Trump seperti dikutip Reuters yang menambahkan, AS tidak mencari perubahan rezim di Iran.
Melansir Reuters, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, aksi balas yang keras menunggu "penjahat" yang membunuh Soleimani. Dan, kematiannya akan melipatgandakan perlawanan terhadap AS dan Israel.
Dalam pernyataan di media pemerintah, Khamenei menyerukan tiga hari berkabung nasional dan menunjuk wakil Soleimani, Brigadir Jenderal Esmail Ghaani, untuk menggantikannya sebagai kepala Pasukan Quds.
Pasca pembunuhan Soleimani, Israel menempatkan tentaranya dalam siaga tinggi. Sedang sekutu-sekutu AS di Eropa termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman menyuarakan keprihatinan atas peningkatan ketegangan di Timur Tengah.